Temanggung, Antara Jateng - Wilayah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, yang berada di antara Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro memiliki potensi luar biasa di bidang perkebunan.

Selain dikenal sebagai daerah penghasil tembakau untuk bahan baku rokok kretek, Temanggung juga merupakan penghasil komoditas kopi dengan jenis robusta dan arabika.

Temanggung merupakan penghasil kopi terbesar di Jawa Tengah, hampir 60 persen kopi yang dihasilkan provinsi itu berasal dari Temanggung.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Temanggung, produksi kopi robusta per hektare mencapai 800-900 kilogram dengan luasan lahan saat ini sekitar 9.200 hektare. Kemudian produksi kopi arabika sebanyak 700-750 kilogram per hektare dengan luas lahan sekitar 2.000 hektare.

Kopi Temanggung kini tidak hanya dikenal para penikmat kopi di dalam negeri tetapi juga penggemar kopi di luar negeri.
Sebenarnya kopi Temanggung selama ini sudah diekspor ke sejumlah negara, namun melalui perantara pihak ketiga sehingga nama Temanggung kurang begitu dikenal.

Namun, sejak mengikuti perhelatan SCAA (Speciality Coffee Association of America) Expo di Atlanta, Amerika Serikat, pada April 2016, nama kopi Temanggung makin terkenal.

Apalagi dalam kontes kopi yang dikuti negara-negara penghasil kopi di dunia tersebut, kopi Temanggung menyabet juara kedua.

Melihat hasil tersebut tentu dapat meningkatkan pamor produk kopi Temanggung, yang layak untuk ikut berbicara di kancah internasional.

Seorang pedagang yang juga produsen kopi bubuk di Temanggung, Setyo, mengakui dengan menangnya kopi Temanggung dalam berbagai kontes, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, cukup berpengaruh terhadap penjualan kopi.

Selain menjual kopi bubuk maupun biji kopi di Pasar Kliwon Rejo Amertani Temanggung, pihaknya juga menjual kopi secara dalam jaringan.

Pelanggan yang biasa membeli lewat daring adalah konsumen di luar Temanggung, antara lain Yogyakarta, Tangerang, Surabaya, Bali, dan Lombok.

Ia menuturkan setiap bulan minimal bisa menjual kopi 50 kilogram. Sebenarnya ada permintaan dalam partai besar, namun karena harus rutin setiap bulan, pihaknya tidak sanggup karena keterbatasan bahan baku.

"Beberapa waktu lalu ada konsumen yang meminta dikirimi 100 kilogram per bulan, namun kami justru tidak sanggup memenuhinya karena bahan baku saat ini masih terbatas," katanya.

Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, berencana menggandeng Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Kedu Utara untuk mengembangkan tanaman kopi di lahan Perhutani di kawasan lereng Gungung Sindoro dan Sumbing.

Dalam upaya meningkatkan produk kopi di Temanggung, Pemkab Temanggung telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam pemanfaatan lahan Perhutani untuk penanaman kopi.

Bupati Temanggung Bambang Sukarno mengatakan hal itu sebagai upaya pengembangan budi daya tanaman kopi, terutama jenis arabika yang bisa ditanam di atas ketinggian lebih dari 1.200 meter di atas permukaan laut.

Ia mengatakan dalam kerja sama tersebut nantinya petani tidak perlu menyewa lahan, petani hanya memanfaatkan lahan Perhutani untuk tanaman kopi dan tanaman keras lainnya, seperti pohon damar.

"Sistemnya bagi hasil, petani tidak perlu mengeluarkan uang untuk menyewa lahan, tetapi hasilnya harus ada 'sharing' atau bagi hasil," katanya.

Di sebelah tanaman kopi, katanya, bisa ditanami pohon damar untuk naungan. Selain itu, pohon damar juga bisa diambil getahnya sebagai bahan baku kemenyan.

Menurut dia, petani juga bisa menanam rumput kolojono di sekitar tanaman kopi dan pohon damar. Rumput itu nantinya bisa dijadikan sebagai pakan ternak, seperti kambing atau sapi.

Ia mencontohkan di Desa Kwadungan Gunung lereng Gunung Sindoro, lahan milik Perhutani seluas 36 hektare yang masih belum dimanfaatkan untuk tanaman kopi, lahan itu bisa dimanfaatkan oleh petani untuk membudidayakan tanaman kopi.

Ia mengatakan pengembangan tanaman kopi ini sebagai salah satu langkah untuk memenuhi permintaan kopi jenis arabika yang makin melonjak. Apalagi setelah dirinya membawa kopi arabika Temanggung ke Atlanta beberapa waktu lalu.

"Kopi arabika Temanggung sudah mendunia, sudah terkenal sehingga saat ini permintaanya cukup tinggi," katanya.

Festival Kopi

Guna memperkenalkan cita rasa kopi Temanggung kepada masyarakat luas dan juga mendongkrak penjualan kopi, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kabupaten Temanggung menggelar Festival Kopi untuk kedua kalinya pada akhir Desember 2016 di Gedung Pemuda Temanggung.

Ketua Panitia Festival Kopi Temanggung Hamam Nasirudin mengatakan kegiatan itu diikuti puluhan produsen yang terbagi menjadi 32 stan.

Penyelenggaraan festival untuk lebih mengenalkan dan memasyarakatkan kopi Temanggung, baik jenis robusta maupun arabika.

Ia menuturkan jika pasar makin mengenal cita rasa kopi Temanggung maka diharapkan akan mampu mendongkrak penjualan kopi di bursa perdagangan.

Peserta festival berasal dari para produsen kopi yang ada di Kabupaten Temanggung. Selain para pelaku kopi Temanggung, kegiatan itu juga diikuti oleh para pembeli dari luar daerah, antara lain Yogyakarta dan Semarang.

"Melalui festival ini akan tersaring kopi terbaik dari kopi hasil perkebunan masyarakat tani di berbagai kecamatan di wilayah lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau Kabupaten Temanggung," katanya.

Ketua Himpi Kabupaten Temanggung Mukhtar Hadi Purwanto mengatakan potensi sumber daya alam di Temanggung luar biasa bagusnya, termasuk tanaman kopi harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Namun, sumber daya alam itu harus pula ditopang dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Temanggung.

Wakil Bupati Temanggung Irawan Prasetyadi saat membuka Festival Kopi tersebut, menuturkan Pemerintah Kabupaten Temanggung akan mendirikan "real market" di Jerman, Malaysia, dan Jakarta pada 2017 untuk memasarkan produk kopi Temanggung yang telah dipatenkan.

Ia mengatakan selain memasarkan produk kopi, "real market" juga berfungsi memasarkan produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lain, seperti produk makanan khas Temanggung.

"Konsepnya nanti seperti toko untuk memasarkan produk UMKM Temanggung. Rencana ini sudah dianggarkan pada APBD 2017 sehingga harus terealisasi pada tahun ini," katanya.

Ia menuturkan jika nanti "real market" di tiga lokasi tersebut berhasil maka akan membuat "real market" di Singapura, Korea Selatan, dan negara-negara lainnya di Asia.

"Melalui 'real market' ini, kami ingin produk kopi Temanggung lebih mendunia. Apalagi kopi arabika dan kopi robusta Temanggung telah dipatenkan," katanya.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024