Jakarta Antara Jateng - CEO aplikasi layanan musik streaming digital Yonder Music, Adam Kidron, melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat maju.

Hal itu dikarenakan penikmat musik, artis dan label di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dari negara-negara lain di dunia.

"Biasanya orang menyukai artis karena mereka kaya dan gaya hidup mereka, tapi tidak di Indonesia. Orang-orang di sini sangat bangga dengan musik mereka," kata Adam kepada ANTARA News, usai peluncuran "SIDES" Live Session Afgan di Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (21/12).

"Di media sosial mereka biasanya mengatkan "sudahkah kamu melihat ini". Indonesia sama sekali bukan pasar yang malas. Mereka ingin melihat artis idolanya menjadi besar," sambung dia.

Menurut Adam para artis Indonesia juga memiliki kekuatan untuk mengontrol image mereka sendiri, yang biasanya dilakukan oleh para label di negara lain.

Para artis biasanya menggunakan sosial media untuk berinteraksi dengan penggemar mereka,"ini sangat bagus," puji Adam.

"Bagus untuk Yonder Music, kami bisa bekerja sama dengan para artis, dengan label, punya banyak poin untuk dapat berinteraksi. Indonesia pasar yang sangat maju," ujar dia.

Adam juga melihat bahwa pasar Indonesia mirip dengan Amerika Serikat. "Tapi tetap sangat berbeda, tapi memiliki karakter yang sama," kata dia.

"Orang-orang di Indoensia mendengarkan musik yang berbeda-beda, sangat beragam. Orang mendengarkan musik mulai dari EDM hingga musik dangdut," lanjut dia.

Hal lain yang menurut Adam "keren" dari pasar Indonesia adalah orang-orang Indonesia suka menikmati live music.

"Kebanyakan dari artis yang bekerja sama dengan kami juga melakukan live music. Senang melihat Rossa, Iwan Flas melakukan live music, mereka benar-benar artis yang sebenarnya," ujar Adam.

Yonder Music merupakan layanan musik digital yang berbasis di kota New York. Yonder Music diluncurkan di Malaysia pada November 2015, dan masuk ke pasar Indonesia dengan menggandeng operator telekomunikasi XL pada Mei 2016.

Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024