Denpasar Antara Jateng - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir menyambut kedatangan motor listrik Gesits (Garansindo Electric Scooter ITS) pada Sabtu, setelah menempuh perjalanan 1.500 kilometer dari Jakarta ke Denpasar selama lima hari.
"Uji coba prototipe motor listrik Gesits aman, tidak ada kendala yang berarti selama perjalanan," katanya mengenai uji coba ketahanan Gesits di Kantor DPRD Bali, Denpasar.
Gesits adalah motor dengan sumber energi listrik hasil riset Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan PT Garansindo Surabaya.
Nasir mengatakan Gesits rencananya diproduksi massal pada 2018 dan akan mengupayakan izin produksinya terbit tahun depan.
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Jumain Appe, mengatakan kementerian memberikan insentif untuk kerja sama riset pengembangan motor listrik itu.
Saat ini, dengan bantuan hibah riset Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, sudah dihasilkan lima unit sepeda motor listrik Gesits yang siap menjalani uji ketahanan dan lima unit untuk uji kerusakan.
Uji ketahanan Gesits dilakukan dengan mengendarainya dari Jakarta menuju Bali, menempuh perjalanan 1.500 kilometer. Motor itu berangkat dari Jakarta pada Senin (7/11) sekitar pukul 10.00 WIB dan memasuki Pulau Bali pada Jumat (11/11) pukul 17.00 WITA.
Gesits dikendarai oleh tiga mahasiswa ITS yaitu Yoga Uta Nugraha, Grangsang Sotia Ramadani, dan Filipi Cahya.
Kecepatan Gesits bisa mencapai 100 kilometer per jam, tetapi dalam uji coba tersebut kecepatan dijaga rata-rata 60 kilometer per jam.
Baterai ion litium (li-ion) Gesits ada dua tipe, yaitu 6 kwh dengan maksimal kecepatan hingga lebih dari 100 kilometer per jam dan 3 kwh dengan kecepatan 60-70 kilometer per jam.
"Kami 12 kali ganti baterai selama perjalanan. Ketika hujan juga aman, tidak ada kendala elektrifikasi," kata Yoga.
Dia mengatakan kendala yang dihadapi selama perjalanan adalah mesin motor yang temperaturnya menjadi setinggi 90 derajat Celsius yang membuat mesin langsung mati.
Kendala overheating mesin tersebut diatasi dengan memberikan aliran udara ke mesin, dan upaya tersebut efektif menurunkan temperatur menjadi 50-60 derajat Celcius.
"Uji coba prototipe motor listrik Gesits aman, tidak ada kendala yang berarti selama perjalanan," katanya mengenai uji coba ketahanan Gesits di Kantor DPRD Bali, Denpasar.
Gesits adalah motor dengan sumber energi listrik hasil riset Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan PT Garansindo Surabaya.
Nasir mengatakan Gesits rencananya diproduksi massal pada 2018 dan akan mengupayakan izin produksinya terbit tahun depan.
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Jumain Appe, mengatakan kementerian memberikan insentif untuk kerja sama riset pengembangan motor listrik itu.
Saat ini, dengan bantuan hibah riset Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, sudah dihasilkan lima unit sepeda motor listrik Gesits yang siap menjalani uji ketahanan dan lima unit untuk uji kerusakan.
Uji ketahanan Gesits dilakukan dengan mengendarainya dari Jakarta menuju Bali, menempuh perjalanan 1.500 kilometer. Motor itu berangkat dari Jakarta pada Senin (7/11) sekitar pukul 10.00 WIB dan memasuki Pulau Bali pada Jumat (11/11) pukul 17.00 WITA.
Gesits dikendarai oleh tiga mahasiswa ITS yaitu Yoga Uta Nugraha, Grangsang Sotia Ramadani, dan Filipi Cahya.
Kecepatan Gesits bisa mencapai 100 kilometer per jam, tetapi dalam uji coba tersebut kecepatan dijaga rata-rata 60 kilometer per jam.
Baterai ion litium (li-ion) Gesits ada dua tipe, yaitu 6 kwh dengan maksimal kecepatan hingga lebih dari 100 kilometer per jam dan 3 kwh dengan kecepatan 60-70 kilometer per jam.
"Kami 12 kali ganti baterai selama perjalanan. Ketika hujan juga aman, tidak ada kendala elektrifikasi," kata Yoga.
Dia mengatakan kendala yang dihadapi selama perjalanan adalah mesin motor yang temperaturnya menjadi setinggi 90 derajat Celsius yang membuat mesin langsung mati.
Kendala overheating mesin tersebut diatasi dengan memberikan aliran udara ke mesin, dan upaya tersebut efektif menurunkan temperatur menjadi 50-60 derajat Celcius.