Semarang, Antara Jateng - Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Tengah mendesak industri rokok bersedia menyerap semua hasil panen tembakau, meskipun kualitasnya menurun akibat cuaca yang ekstrem.

"Kami mengakui kualitas tembakau menurun dan berharap Gubernur Jateng bisa berkomunikasi dengan industri agar tidak terlalu selektif menerima tembakau dari petani lokal, jangan disamakan kondisi normal," kata Ketua APTI Jateng Wisnu Brata di Semarang, Kamis.

Saat beraudiensi dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di ruang kerjanya, APTI Jateng juga meminta gubernur segera berkomunikasi dengan pihak industri rokok karena akhir Agustus 2016 sudah memasuki masa panen.

"Jika industri masih memilih tembakau impor, bisa dipastikan petani tembakau lokal bakal menjerit," ujarnya.

Dia mengatakan pemerintah pusat juga mengurangi masuknya tembakau impor yang dinilai merugikan petani lokal, bahkan impor tembakau saat ini sudah mencapai 150 ribu ton atau 55 persen dari kebutuhan nasional.

"Pada draf RUU tentang pertembakauan, sudah ada pasal yang mengunci soal penggunaan tembakau impor, jika industri memproduksi rokok dengan komposisi 20 persen tembakau impor, cukainya akan dinaikkan menjadi tiga kali lipat," katanya.

Menanggapi beberapa keluhan APTI Jateng tersebut, Ganjar berjanji mempertemukan pihak industri rokok dan petani tembakau pada Selasa (30/8) guna mencari solusi terbaik.

"Saya sependapat jika pemerintah menghentikan impor tembakau agar tembakau dari petani lokal bisa terserap semua sehingga kesejahteraan petani tembakau meningkat," ujarnya.

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024