Semarang, Antara Jateng - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional III Jawa Tengah-DIY menyatakan pangsa pasar Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Jawa Tengah cukup besar.

"Hingga semester satu tahun ini, jumlah BPR di Jawa Tengah mencapai 252 sedangkan BPR Syariah (BPRS) sebanyak 26," kata Kepala OJK Kantor Regional III Jateng-DIY Panca Hadi Suryatno pada seminar membangun kinerja BPR/S yang unggul di Semarang, Kamis.

Pada periode yang sama, aset BPR/S sebesar Rp23,9 triliun, dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp17,8 triliun, dan kredit sebesar Rp18,9 triliun.

Secara "year on year" (yoy) atau tahunan, ada pertumbuhan kinerja. Secara rincian, untuk aset tumbuh 16,14 persen, dana pihak ketiga tumbuh 18,94 persen, dan kredit tumbuh 9,54 persen.

Menurut dia, jika dibandingkan dengan provinsi lain kinerja BPR di Jateng relatif lebih baik. Sebagai contoh, jika dibandingkan dengan Jawa Barat yang jumlah BPR-nya lebih banyak yaitu 292 bpr dan 29 BPRS, kinerja BPR/BPRS Jateng masih lebih baik.

Untuk diketahui, pada periode yang sama total aset BPR/BPRS di Jawa Barat sebesar Rp18,8 triliun, dana pihak ketiga Rp12,4 triliun, dan kredit sebesar Rp12,43 triliun.

Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, pertumbuhan kinerja juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan BPR/BPRS Jawa Tengah yaitu aset tumbuh 7,4 persen, dana pihak ketiga tumbuh 3,16 persen, dan kredit tumbuh 5,6 persen.

Dengan hasil kinerja tersebut, aset BPR/BPRS Jateng memiliki pangsa pasar 21 persen dari total aset BPR/BPRS nasional yang mencapai Rp113,9 triliun, pangsa pasar dana pihak ketiga mencapai 23,67 persen dari total DPK nasional yang mencapai Rp75,2 triliun, dan pangsa pasar kredit sebesar 22,23 persen dari total nasional yaitu mencapai Rp84,7 triliun.

"Melihat kondisi ini terlihat peranan Jawa Tengah terhadap nasional cukup baik. Meski demikian, perlu diketahui bahwa ke depan persaingan akan semakin ketat," katanya.

Oleh karena itu, BPR/S harus diperkuat dengan permodalan, sumber daya manusia yang mumpuni, dan kreativitas mencari pasar potensial
"Ini harus digali dan didukung sistem yang baik," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024