Semarang, Antara Jateng - Sekitar 10 hektare lahan di kompleks Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Semarang bakal dimanfaatkan untuk proyek pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).

"Tahun ini masih tahap lelang. Ditargetkan pada awal 2017 PLTSa bisa beroperasi," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Semarang Ulfi Imran Basuki di Semarang, Senin.

Ia menjelaskan cara kerja PLTSa adalah tumpukan sampah diolah menghasilkan gas metana untuk menggerakkan turbin yang menghidupkan generator sebagai pembangkit tenaga listrik.

Menurut dia, PLTSa itu berpotensi menghasilkan tenaga listrik sebesar 10 megawatt/hari yang diperkirakan mampu mencukupi kebutuhan listrik bagi sekitar 240 kepala keluarga (KK) di wilayah sekitar.

Ulfi mengatakan proyek PLTSa Jatibarang itu mendapatkan gelontoran dana dari Pemerintah Denmark yang akan bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang untuk pembangunan dan pengelolaannya.

"Proyek PLTSa itu menjadi salah satu solusi dalam pengelolaan sampah di Semarang. Sebab, hasilnya bisa dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan listrik bagi masyarakat," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) TPA Jatibarang Agus Junaidi mengatakan selama ini pihaknya telah mengolah sampah-sampah menjadi gas metana untuk warga sekitar.

Melalui gas metana yang dihasilkan, kata dia, bisa membantu warga sekitar untuk kebutuhan memasak sehari-hari tanpa mengeluarkan biaya tambahan, sebab semuanya didapatkan secara gratis.

Agus menyebutkan sekarang ini setidaknya sudah ada 101 KK yang menikmati gas metana dari TPA Jatibarang untuk keperluan memasak dan jika sudah bisa menjadi listrik akan lebih bermanfaat.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024