Semarang, Antara Jateng - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah mengimbau para petani di daerah ini untuk memanfaatkan sistem resi gudang.
"Melalui resi gudang para petani dapat menyimpan hasil panennya di gudang yang sudah disediakan, selanjutnya mereka dapat menggunakan resi gudang sebagai agunan di bank ketika akan mengajukan pinjaman," kata Kepala Disperindag Jawa Tengah Priyo Anggoro di Semarang, Jumat.
Resi gudang adalah dokumen bukti kepemilikan atas barang yang disimpan di gudang yang diterbitkan oleh pengelola gudang yang telah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Terkait hal itu, beberapa waktu lalu pihaknya sudah bekerja sama dengan Bappepti untuk memfungsikan 14 gudang di 12 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
"Harapannya para petani dapat memanfaatkan fasilitas dari Pemerintah ini. Mereka bisa dengan mudah memperoleh pembiayaan resmi dari bank," katanya.
Menurut dia, saat ini kebanyakan petani yang memanfaatkan resi gudang ini adalah petani padi. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan petani lain juga dapat memanfaatkannya.
Sementara itu, dengan dilakukannya langkah tersebut diharapkan para petani dapat terlepas dari sistem perdagangan secara ijon.
Menurut dia, sistem penjualan dengan cara tersebut bukan hanya merugikan petani tetapi juga masyarakat.
"Harga menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya. Sedangkan kalau melalui sistem resi gudang ini harga komoditas dapat diminimalisasi," katanya.
Dengan demikian, harga komoditas di pasaran dapat dikendalikan. Selanjutnya, inflasi juga lebih terjaga.
"Melalui resi gudang para petani dapat menyimpan hasil panennya di gudang yang sudah disediakan, selanjutnya mereka dapat menggunakan resi gudang sebagai agunan di bank ketika akan mengajukan pinjaman," kata Kepala Disperindag Jawa Tengah Priyo Anggoro di Semarang, Jumat.
Resi gudang adalah dokumen bukti kepemilikan atas barang yang disimpan di gudang yang diterbitkan oleh pengelola gudang yang telah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Terkait hal itu, beberapa waktu lalu pihaknya sudah bekerja sama dengan Bappepti untuk memfungsikan 14 gudang di 12 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
"Harapannya para petani dapat memanfaatkan fasilitas dari Pemerintah ini. Mereka bisa dengan mudah memperoleh pembiayaan resmi dari bank," katanya.
Menurut dia, saat ini kebanyakan petani yang memanfaatkan resi gudang ini adalah petani padi. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan petani lain juga dapat memanfaatkannya.
Sementara itu, dengan dilakukannya langkah tersebut diharapkan para petani dapat terlepas dari sistem perdagangan secara ijon.
Menurut dia, sistem penjualan dengan cara tersebut bukan hanya merugikan petani tetapi juga masyarakat.
"Harga menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya. Sedangkan kalau melalui sistem resi gudang ini harga komoditas dapat diminimalisasi," katanya.
Dengan demikian, harga komoditas di pasaran dapat dikendalikan. Selanjutnya, inflasi juga lebih terjaga.