Boyolali, Antara Jateng - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian mengembangkan penanaman padi serentak melalui "Teknologi Jajar Legowo Super" di Kabupaten Boyolali, guna mewujudkan ketahanan pangan melalui program peningkatan produksi nasional.

Pengembangan penanaman padi serentak melalui Teknologi Jajar Legowo Super yang perdana di Indonesia itu dilakukan di areal seluas 100 hektare diawali oleh Kepala Balitbangtan Kementan Muhammad Syakir dan Wakil Bupati Boyolali M Said Hidayat di Desa Trayu Kecamatan Banyudono Kabupatan Boyolali, Jawa Tengah, Selasa.

Menurut Kepala Balitbangtan Kementan Muhammad Syakir, kegiatan penanaman serentak melalui Teknologi Jajar Legowo Super tersebut sangat menguntungkan petani, karena selain produktivitas akan meningkat sekitar 50 persen dibanding biasanya, juga biayanya lebih irit karena penggunaan pupuk hayati dan pemupukan berimbang yang ramah lingkungan.

Ia menyebutkan Teknologi Jajar Legowo Super tersebut antara lain penggunaan varietas unggul baru (VUB) dan penyediaan logistik benih sumber, teknologi sistem tanam padi berpotensi hasil tinggi dengan penyertaan penggunaan biodekomposer yang mampu mempercepat pengomposan jerami, pupuk hayati dan pemupukan berimbang, pestisida hayati serta alat mesin pertanian.

"Kami melalui Balai Besar Penelitian Padi atau BB Padi, sejak 2007 hingga 2016 telah melepas berbagai VUB padi spesifik lokasi untuk semua agroekosistem budidaya padi, antara lain INPARI, HIPA, INPAGO, dan INPARA," katanya.

Menurut dia, tanam padi melalui teknologi tersebut berpeluang meningkatkan produksi padi baik melalui peningkatan produktivitas maupun perluasan areal tanam. Produktivitas nasional padi rata-rata mencapai 5,28 ton per ha gabah kering panen, sedangkan di tingkat penelitian dapat mencapai lebih dari 10 ton per ha GKP.

"Tanam padi tanam serentak lelalui teknologi jajar legowo super itu, bisa mencapai 12 ton gabah kering panen per ha," katanya.

Ia menjelaskan komponen penting dari Teknologi Jajar Legowoo Super tersebut antara lain VUB padi potensi hasil tinggi, Biodekomposer yang diberikan sebelum pengolahan tanah, pupuk hayati sebagai 'seed treatment' dan pemupukan berimbang berdasarkan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) menggunakan pestisida nabati dan pestisida anorganik berdasarkan ambang kendali dan alat mesin pertanian, khususnya untuk tanam (jajar legowo transplanter) dan panen (combine harvester).

"Petani akan diuntungkan karena program itu, dalam rangka menyambut Peringatan Hari Pangan Dunia ke-36, yang akan digelar di Boyolali Jateng pada 28-30 Oktober 2016," katanya.

Ia mengatakan hasil tanam serentak teknolkogi jajar legowo super tersebut rencana panen raya akan dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo, acara peringatan Hari Pangan se-Dunia ke-36 di Boyolali.


Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024