Semarang, Antara Jateng - Pasific Asia Travel Association (PATA) berupaya mendukung Pemerintah dalam mendatangkan 20 juta wisatawan asing hingga 2019.
"Salah satu upaya kami pada September 2016 kami akan melaksanakan PATA Travel Mart," kata Ketua PATA Indonesia Chapter Purnomo Siswoprasetjo di Semarang, Rabu.
Menurut dia, pada kegiatan tersebut pihaknya akan mendatangkan 300-400 pelaku wisata maupun wisatawan dari luar negeri. Diharapkan, mereka dapat langsung bertemu dengan pelaku wisata lokal mulai dari agen perjalanan, hotel, hingga jasa transportasi wisata.
"Jadi kami ingin pada kegiatan tersebut 'buyer meet seller'. Dengan begitu 'buyer' ini akan dapat memasarkan wisata yang ada di Indonesia ke luar negeri," katanya.
Langkah tersebut lebih efektif dilakukan daripada pelaku wisata lokal yang berjualan langsung ke pasar luar negeri.
"Kalau pelaku wisata asing kan tahu karakteristik pasar masing-masing negara, jadi penjualan akan lebih efektif," katanya.
Menurut dia, karakteristik wisatawan di setiap negara berbeda. Sebagai gambaran, untuk wisatawan dari Australia dan Korea lebih menyukai wisata pantai, sedangkan wisatawan dari Eropa lebih menyukai wisata heritage.
"Nantinya kami bekerja sama untuk memetakan strategi pasar ini. Dengan pemetaan tersebut hasilnya akan lebih optimal," katanya.
Menurut dia, langkah tersebut penting dilakukan mengingat Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri untuk mewujudkan target mendatangkan 20 juta wisatawan asing tersebut.
"Kita tidak bisa diam dan melihat Pemerintah sendirian melakukan upaya ini, semua pihak harus ambil bagian," katanya.
"Salah satu upaya kami pada September 2016 kami akan melaksanakan PATA Travel Mart," kata Ketua PATA Indonesia Chapter Purnomo Siswoprasetjo di Semarang, Rabu.
Menurut dia, pada kegiatan tersebut pihaknya akan mendatangkan 300-400 pelaku wisata maupun wisatawan dari luar negeri. Diharapkan, mereka dapat langsung bertemu dengan pelaku wisata lokal mulai dari agen perjalanan, hotel, hingga jasa transportasi wisata.
"Jadi kami ingin pada kegiatan tersebut 'buyer meet seller'. Dengan begitu 'buyer' ini akan dapat memasarkan wisata yang ada di Indonesia ke luar negeri," katanya.
Langkah tersebut lebih efektif dilakukan daripada pelaku wisata lokal yang berjualan langsung ke pasar luar negeri.
"Kalau pelaku wisata asing kan tahu karakteristik pasar masing-masing negara, jadi penjualan akan lebih efektif," katanya.
Menurut dia, karakteristik wisatawan di setiap negara berbeda. Sebagai gambaran, untuk wisatawan dari Australia dan Korea lebih menyukai wisata pantai, sedangkan wisatawan dari Eropa lebih menyukai wisata heritage.
"Nantinya kami bekerja sama untuk memetakan strategi pasar ini. Dengan pemetaan tersebut hasilnya akan lebih optimal," katanya.
Menurut dia, langkah tersebut penting dilakukan mengingat Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri untuk mewujudkan target mendatangkan 20 juta wisatawan asing tersebut.
"Kita tidak bisa diam dan melihat Pemerintah sendirian melakukan upaya ini, semua pihak harus ambil bagian," katanya.