Jakarta, Antara Jateng - Sebagai upaya untuk meningkatkan teknologi otonom demi kelancaran produksi, Foxconn belum lama ini mengaplikasikan robot.
Meski demikian, bukan berarti karyawan manusia tidak lagi dibutuhkan. Sebaliknya, CEO Foxconn, Terry Gou, dalam keterangan tertulisnya yang diterima ANTARA News, Rabu, meyebutkan bahwa peran manusia tak akan tergantikan hingga kapan pun, terutama terkait kemampuan otak.
Hal tersebut dikarenakan pekerjaan yang mengandalkan robot hanya bersifat monoton dan hanya mengandalkan fisik. Foxconn menggunakan robot untuk mengurangi tugas yang sifatnya repetitive atau berulang-ulang yang sebelumnya dilakukan oleh karyawan manusia.
Dengan adanya bantuan robot, diharapkan pekerja manusia bisa lebih fokus ke bagian manufaktur lain seperti riset dan pengembangan (R&D) dan kontrol kualitas.
Dengan kata lain, Foxconn akan terus memanfaatkan tenaga robot otonom dan kekuatan manusia untuk bersinergi dalam operasi manufaktur sehingga baik kualitas maupun kuantitas produksi bisa meningkat secara signifikan.
Foxconn dikenal sebagai produsen untuk smartphone maupun tablet populer di antaranya iPhone, iPad, Amazon Kindle dan Sony Xperia. Perusahaan tersebut juga memproduksi beberapa perangkat smartphone, dan terlibat dari pengembangan sejak awal.
Perusahaan yang berkantor pusat di Taiwan itu menerapkan standard kualitas dalam memproduksi setiap perangkat. Sebagai contoh saat memproduksi smartphone InFocus, proses desain body-nya dibuat dengan keahlian yang presisi memakai logam dengan 8 CNC process.
"Proses ini digunakan di sektor manufaktur yang melibatkan penggunaan komputer untuk mengontrol peralatan mesin (computer numeric control) yang mencakup internal structure & processing, the antenna structure processing, screen structure processing, 3D side hoe machining, 360 drilling Qieja, structure end milling, dan overall polishing process," ujar Gou.
"Semuanya dilakukan dengan ketelitian tingkat tinggi menggunakan teknologi mutakhir," tambah dia.
Hal yang sama dilakukan pada produksi iPhone. Namun prosesnya lebih rumit lagi karena tiap komponennya didatangkan dari berbagai negara, kemudian disatukan dan dirakit di pabrik Foxconn sebelum diedarkan ke seluruh dunia.
Meski demikian, bukan berarti karyawan manusia tidak lagi dibutuhkan. Sebaliknya, CEO Foxconn, Terry Gou, dalam keterangan tertulisnya yang diterima ANTARA News, Rabu, meyebutkan bahwa peran manusia tak akan tergantikan hingga kapan pun, terutama terkait kemampuan otak.
Hal tersebut dikarenakan pekerjaan yang mengandalkan robot hanya bersifat monoton dan hanya mengandalkan fisik. Foxconn menggunakan robot untuk mengurangi tugas yang sifatnya repetitive atau berulang-ulang yang sebelumnya dilakukan oleh karyawan manusia.
Dengan adanya bantuan robot, diharapkan pekerja manusia bisa lebih fokus ke bagian manufaktur lain seperti riset dan pengembangan (R&D) dan kontrol kualitas.
Dengan kata lain, Foxconn akan terus memanfaatkan tenaga robot otonom dan kekuatan manusia untuk bersinergi dalam operasi manufaktur sehingga baik kualitas maupun kuantitas produksi bisa meningkat secara signifikan.
Foxconn dikenal sebagai produsen untuk smartphone maupun tablet populer di antaranya iPhone, iPad, Amazon Kindle dan Sony Xperia. Perusahaan tersebut juga memproduksi beberapa perangkat smartphone, dan terlibat dari pengembangan sejak awal.
Perusahaan yang berkantor pusat di Taiwan itu menerapkan standard kualitas dalam memproduksi setiap perangkat. Sebagai contoh saat memproduksi smartphone InFocus, proses desain body-nya dibuat dengan keahlian yang presisi memakai logam dengan 8 CNC process.
"Proses ini digunakan di sektor manufaktur yang melibatkan penggunaan komputer untuk mengontrol peralatan mesin (computer numeric control) yang mencakup internal structure & processing, the antenna structure processing, screen structure processing, 3D side hoe machining, 360 drilling Qieja, structure end milling, dan overall polishing process," ujar Gou.
"Semuanya dilakukan dengan ketelitian tingkat tinggi menggunakan teknologi mutakhir," tambah dia.
Hal yang sama dilakukan pada produksi iPhone. Namun prosesnya lebih rumit lagi karena tiap komponennya didatangkan dari berbagai negara, kemudian disatukan dan dirakit di pabrik Foxconn sebelum diedarkan ke seluruh dunia.