Semarang, Antara Jateng - Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia Jawa Tengah Hartono mengapresiasi teguran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo terkait dengan transparansi anggaran pada organisasi yang dipimpinnya itu.
"Evaluasi tersebut adalah wujud perhatian gubernur sebagai pembina KONI Jawa Tengah agar dunia olahraga semakin maju," katanya di Semarang, Selasa.
Menurut dia, evaluasi dari orang nomor satu di Provinsi Jateng itu perlu disikapi secara positif oleh semua jajaran KONI Jateng.
"Saya rasa, dari dahulu belum pernah ada gubernur yang melakukan hal seperti ini, ini bentuk perhatian sehingga kami harus berterima kasih," ujarnya.
Hartono mengakui jika kompetensi pengelolaan keuangan pengurus cabang olahraga belum sepenuhnya baik karena selama ini yang bersangkutan lebih banyak menghabiskan waktu di lapangan daripada bekerja di balik meja.
"Manakala ada pengurus hanya papan nama, artinya saya harus ambil sikap, dnggak boleh dong, pengurus yang enggak bekerja, tetapi tiap tiga bulan sekali mendapat honor," katanya.
Sementara itu, menanggapi banyaknya desakan dari masyarakat agar Ketua KONI Jateng dicopot dari jabatannya karena dinilai tidak mampu mengurus pengelolaan keuangan organisasi dengan baik, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan bahwa evaluasi yang dilakukannya baru-baru ini merupakan pembelajaran bagi seluruh pengurus KONI di provinsi setempat.
"Evaluasi tersebut bertujuan agar mereka (KONI Jateng) detail dalam pengelolaan anggaran," ujarnya.
Menurut Ganjar, ini bukan cerita pecat memecat, melainkan mengenai bentuk pembelajaran.
"Kalau melalui pembelajaran ternyata tidak bisa, baru ambil tindakan yang itu (pemecatan), biar publik tahu, kepengurusan yang lalu aktornya bermasalah lo. Sekarang kita belajar, ini cara saya membina, saya tidak tanggung-tanggung, saya minta detail," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pengurus KONI Jateng pada tiap cabang olahraga agar transparan dalam penganggaran sebagai bentuk tata kelola keuangan yang baik dan upaya meningkatkan prestasi atlet.
"Kalau tidak transparan, KONI berarti tidak pro terhadap 'good governance and clean government' pada bidang olahraga dan kalau begitu, ya, terus terang saja yang menanggung dosanya, ya, KONI," ujarnya.
Hal tersebut disampaikan Ganjar di hadapan pengurus KONI Jateng dan pengurus tiap cabang olahraga yang dikumpulkan di ruang rapat Kantor Gubernur Jateng, Selasa (24/5).
Pada forum rapat itu, Ganjar sempat mengungkapkan kekesalannya mengenai anggaran KONI Jateng setelah mengonfirmasi langsung ke masing-masing pengurus cabang olahraga yang ternyata banyak pengurus yang tidak mengetahui jumlah anggaran yang diterima, bahkan mengaku tidak pernah terlibat dalam penganggaran.
Ganjar mengaku baru kali ini dirinya memimpin rapat dengan memerinci secara detail mengenai anggaran hingga pola penganggaran.
"Baru kali ini saya seumur-umur buka satu per satu (mengenai anggaran tiap cabang olahraga), dahulu saya percaya dan tidak mau ikut campur, tetapi olahraga tidak mau maju," katanya.
"Evaluasi tersebut adalah wujud perhatian gubernur sebagai pembina KONI Jawa Tengah agar dunia olahraga semakin maju," katanya di Semarang, Selasa.
Menurut dia, evaluasi dari orang nomor satu di Provinsi Jateng itu perlu disikapi secara positif oleh semua jajaran KONI Jateng.
"Saya rasa, dari dahulu belum pernah ada gubernur yang melakukan hal seperti ini, ini bentuk perhatian sehingga kami harus berterima kasih," ujarnya.
Hartono mengakui jika kompetensi pengelolaan keuangan pengurus cabang olahraga belum sepenuhnya baik karena selama ini yang bersangkutan lebih banyak menghabiskan waktu di lapangan daripada bekerja di balik meja.
"Manakala ada pengurus hanya papan nama, artinya saya harus ambil sikap, dnggak boleh dong, pengurus yang enggak bekerja, tetapi tiap tiga bulan sekali mendapat honor," katanya.
Sementara itu, menanggapi banyaknya desakan dari masyarakat agar Ketua KONI Jateng dicopot dari jabatannya karena dinilai tidak mampu mengurus pengelolaan keuangan organisasi dengan baik, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan bahwa evaluasi yang dilakukannya baru-baru ini merupakan pembelajaran bagi seluruh pengurus KONI di provinsi setempat.
"Evaluasi tersebut bertujuan agar mereka (KONI Jateng) detail dalam pengelolaan anggaran," ujarnya.
Menurut Ganjar, ini bukan cerita pecat memecat, melainkan mengenai bentuk pembelajaran.
"Kalau melalui pembelajaran ternyata tidak bisa, baru ambil tindakan yang itu (pemecatan), biar publik tahu, kepengurusan yang lalu aktornya bermasalah lo. Sekarang kita belajar, ini cara saya membina, saya tidak tanggung-tanggung, saya minta detail," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pengurus KONI Jateng pada tiap cabang olahraga agar transparan dalam penganggaran sebagai bentuk tata kelola keuangan yang baik dan upaya meningkatkan prestasi atlet.
"Kalau tidak transparan, KONI berarti tidak pro terhadap 'good governance and clean government' pada bidang olahraga dan kalau begitu, ya, terus terang saja yang menanggung dosanya, ya, KONI," ujarnya.
Hal tersebut disampaikan Ganjar di hadapan pengurus KONI Jateng dan pengurus tiap cabang olahraga yang dikumpulkan di ruang rapat Kantor Gubernur Jateng, Selasa (24/5).
Pada forum rapat itu, Ganjar sempat mengungkapkan kekesalannya mengenai anggaran KONI Jateng setelah mengonfirmasi langsung ke masing-masing pengurus cabang olahraga yang ternyata banyak pengurus yang tidak mengetahui jumlah anggaran yang diterima, bahkan mengaku tidak pernah terlibat dalam penganggaran.
Ganjar mengaku baru kali ini dirinya memimpin rapat dengan memerinci secara detail mengenai anggaran hingga pola penganggaran.
"Baru kali ini saya seumur-umur buka satu per satu (mengenai anggaran tiap cabang olahraga), dahulu saya percaya dan tidak mau ikut campur, tetapi olahraga tidak mau maju," katanya.