Solo, Antara Jateng - Badan Narkotika Nasional bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia menunda lomba lari "10 Kilometer Solo Kereeen Tanpa Narkoba 2016" dalam rangka mengkampanyekan gerakan antinarkoba, di Solo.
"Lomba lari 10 km sehat tanpa narkoba yang sedianya akan digelar perdana di Solo pada Minggu ini, ditunda tanggal 7 Agustus mendatang karena mencari momen yang tepat," kata Ketua Umum Aprindo Roy N. Mande di Solo, Minggu.
Menurut Roy N. Mande, penundaan tersebut karena panitia penyelenggara mencari momen yang tepat yakni menyongsong Hari Ulang Tahun Ke-71 Kemerdekaan RI.
Selain itu, kata Roy, kegiatan olahraga lomba lari sehat tanpa narkoba yang digelar di Solo tersebut menjadi percontohan untuk daerah lainnya, sehingga diperlukan pemikiran yang matang.
"Kegiatan ini membawa misi mengajak masyarakat untuk berolahraga agar badannya sehat sambil mengkampanyekan antinarkoba dengan membagi-bagi dan menempilkan di ritel-ritel rute yang dilewati," kata Roy.
Selain itu, kata dia, ditundanya kegiatan tersebut juga karena waktunya terlalu dekat sehingga dikhawatirkan tidak bisa maksimal dan tidak bisa menjangkau semua masyarakat.
Pihaknya menargetkan peserta lomba lari 10 km di Solo tersebut sekitar 8.000 peserta, terdiri atas 2.000 peserta atlet lari profesional, 5.000 hingga 6.000 peserta amatir, dan masyarakat umum.
Direktur Avokasi Debuti Bidang Pencegahan BNN Yunis Farida Oktaris mengatakan kegiatan lomba lari 10 km yang digelar di Kota Solo yang perdana dan program yang sama juga dilakukan di daerah lainnya di Indonesia untuk kampanye penyalahgunaan narkoba.
Menurut Yunis masih tingginya penyalahagunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya di tengah masyarakat akan terus relevan dibicarakan dan diupayakan langkah-langkah pencegahan dengan melibatkan seluruh masyarakat melalui olahraga ini.
"Olahraga tanpa narkoba ini, kami berharap masyarakat jangan sampai penyentuh, apalagi sebagai pengguna narkoba. Karena, orang bisa menjadi tidak sehat akibat narkoba," kata Yunis.
Ari Tata selaku penanggung jawab acara mengatakan dengan penundaan kegiatan lomba lari 10K di Solo tersebut persiapan menjadi lebih matang dan gaungnya bisa merata seluruh lapisan masyarakat secara nasional.
"Kami mohon maaf penundaan pelaksanaan itu. Dan kami berharap setiap masyarakat mampu menjadi pengontrol lingkungan masing-masing, sehingga potensi penyebaran narkoba di daerah ini dapat dihindari," kata Ari Tata.
"Lomba lari 10 km sehat tanpa narkoba yang sedianya akan digelar perdana di Solo pada Minggu ini, ditunda tanggal 7 Agustus mendatang karena mencari momen yang tepat," kata Ketua Umum Aprindo Roy N. Mande di Solo, Minggu.
Menurut Roy N. Mande, penundaan tersebut karena panitia penyelenggara mencari momen yang tepat yakni menyongsong Hari Ulang Tahun Ke-71 Kemerdekaan RI.
Selain itu, kata Roy, kegiatan olahraga lomba lari sehat tanpa narkoba yang digelar di Solo tersebut menjadi percontohan untuk daerah lainnya, sehingga diperlukan pemikiran yang matang.
"Kegiatan ini membawa misi mengajak masyarakat untuk berolahraga agar badannya sehat sambil mengkampanyekan antinarkoba dengan membagi-bagi dan menempilkan di ritel-ritel rute yang dilewati," kata Roy.
Selain itu, kata dia, ditundanya kegiatan tersebut juga karena waktunya terlalu dekat sehingga dikhawatirkan tidak bisa maksimal dan tidak bisa menjangkau semua masyarakat.
Pihaknya menargetkan peserta lomba lari 10 km di Solo tersebut sekitar 8.000 peserta, terdiri atas 2.000 peserta atlet lari profesional, 5.000 hingga 6.000 peserta amatir, dan masyarakat umum.
Direktur Avokasi Debuti Bidang Pencegahan BNN Yunis Farida Oktaris mengatakan kegiatan lomba lari 10 km yang digelar di Kota Solo yang perdana dan program yang sama juga dilakukan di daerah lainnya di Indonesia untuk kampanye penyalahgunaan narkoba.
Menurut Yunis masih tingginya penyalahagunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya di tengah masyarakat akan terus relevan dibicarakan dan diupayakan langkah-langkah pencegahan dengan melibatkan seluruh masyarakat melalui olahraga ini.
"Olahraga tanpa narkoba ini, kami berharap masyarakat jangan sampai penyentuh, apalagi sebagai pengguna narkoba. Karena, orang bisa menjadi tidak sehat akibat narkoba," kata Yunis.
Ari Tata selaku penanggung jawab acara mengatakan dengan penundaan kegiatan lomba lari 10K di Solo tersebut persiapan menjadi lebih matang dan gaungnya bisa merata seluruh lapisan masyarakat secara nasional.
"Kami mohon maaf penundaan pelaksanaan itu. Dan kami berharap setiap masyarakat mampu menjadi pengontrol lingkungan masing-masing, sehingga potensi penyebaran narkoba di daerah ini dapat dihindari," kata Ari Tata.