Solo, Antara Jateng - Realisasi pengadaan pangan dengan menyerap gabah hasil panen petani oleh Perum Bulog Sub-Divre III Surakarta, hingga Kamis (19/5), mencapai 70.000 ton gabah kering panen.

Gabah hasil penyerapan panen petani tersebut tersimpan di sembilan gudang penyimpanan milik Bulog di Kabupaten Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Sukoharjo, dam Sragen, kata Kepala Perum Bulog Sub-Divre III Surakarta Rizal Mulyawan, di Solo, Jumat.

Rizal Mulyawan mengatakan dari hasil pengadaan pangan di wilayah eks Keresidenan Surakarta tersebut terbanyak di Klaten mencapai 16.000 ton GKP, Sukoharjo dan Sragen masing-masing 14.000 ton GKP, sedangkan sisannya di Karanganyar, Wonogiri, Boyolali, dan Kota Solo.

Kendati demikian, pihaknya tetap optimistis dengan kerja sama mitra kerja dan Satgas Bulog mampu memenuhi jumlah yang ditargetkan tahun ini, yakni 200 ribu ton GKP.

"Kami terus melakukan pembelian gabah hasil panen petani sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk GKP sebesar Rp3.700 hingga Rp3.750 per kg," katanya.

Menurut dia, jika harga gabah di tingkat petani kondisi sudah di atas HPP, maka petani dalam menikmati hasil penjualan panennya.

"Bulog fungsinya selain sebagai ketersediaan beras untuk ketahanan pangan nasional, juga mengatisipasi harga di pasar. Jika harga gabah anjlok dapat diserap oleh Bulog sesuai HPP," katanya.

Rizal Mulyawan mengatakan persediaan pangan di Bulog Surakarta hingga kini masih aman, karena mampu memenuhi kebutuhan pangan di wilayah ini, hingga lima bulan ke depan.

"Stok pangan di Surakarta masih aman hingga September mendatang. Stok pangan Lebaran masih aman," kata Rizal.

Selain itu, pihaknya juga menyalurkan bantuan beras untuk keluarga sejahtera (rastra) di eks Keresidenan Surakarta, setiap bulan sebanyak 6.667 ton per bulan kepada 444.533 Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM).

"Kami hingga Mei ini, sudah menyalurkan lima tahap, sehingga totalnya sekitar 33.335 ton setara beras," katanya.

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024