Cape Canaveral, Florida, Antara Jateng - Para astronom menemukan jenis komet tak berekor pertama yang komposisinya bisa memberikan petunjuk tentang pertanyaan lama mengenai pembentukan dan evolusi tata surya menurut hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Science Advances.
Komet yang disebut "Manx", dinamai seperti jenis kucing tak berekor, terbentuk dari materi berbatu yang normalnya ditemukan di dekat Bumi. Sedang kebanyakan komet terbentuk dari es dan senyawa beku lainnya dan terbentuk di bagian tata surya yang dingin dan jauh dari jangkauan.
Para peneliti meyakini komet yang baru ditemukan itu terbentuk di daerah yang sama dengan Bumi, kemudian tertendang ke halaman belakang tata surya seperti ketapel gravitasi saat planet-planet berdesakan mencari posisi.
Para ilmuwan yang terlibat dalam penemuan itu sekarang ingin mempelajari bagaimana komet Manx bisa ada, yang akan membantu menyelesaikan debat mengenai kapan dan bagaimana sebenarnya tata surya bisa sampai ke konfigurasi yang sekarang.
"Tergantung berapa banyak yang kami temukan, kami akan tahu apakah planet-planet raksasa menari di seluruh penjuru tata surya ketika mereka muda, atau apakah mereka tumbuh dalam diam tanpa banyak bergerak," kata salah satu penulis makalah, Olivier Hainaut, astronom European Southern Observatory di Jerman.
Komet baru yang disebut C/2014 S3 itu ditemukan tahun 2014 oleh Panoramic Survey Telescope and Rapid Response System (Pan-STARRS), jaringan teleskop yang mengamati langit malam untuk melihat komet, asteroid, dan benda angkasa lain yang bergerak cepat.
Komet yang datang dari kawasan yang sama seperti Manx biasanya menumbuhkan ekor terang ketika mendekati matahari, hasil penguapan es pada badan mereka, dan berkilauan di bawah sinar matahari yang dipantulkan.
Tapi C/2014 S3 gelap dan pada hakekatnya tak berekor ketika terlihat dua kali lebih jauh dari matahari ke Bumi.
Analisis kemudian menunjukkan bahwa alih-alih es yang biasa ditemukan pada komet, Manx mengandung material serupa asteroid berbatu di sabuk antara Mars dan Jupiter.
Dan C/2014 S3 tampak murni, indikasi bahwa dia sudah berada di tempat terdingin tata surya dalam waktu lama, kata astronom dari University of Hawaii, Karen Meech, penulis utama makalah.
Temuan komet Manx lainnya akan membantu para ilmuwan memperhalus model komputer yang digunakan untuk simulasi formasi tata surya, kata Meech seperti dikutip kantor berita Reuters.
Komet yang disebut "Manx", dinamai seperti jenis kucing tak berekor, terbentuk dari materi berbatu yang normalnya ditemukan di dekat Bumi. Sedang kebanyakan komet terbentuk dari es dan senyawa beku lainnya dan terbentuk di bagian tata surya yang dingin dan jauh dari jangkauan.
Para peneliti meyakini komet yang baru ditemukan itu terbentuk di daerah yang sama dengan Bumi, kemudian tertendang ke halaman belakang tata surya seperti ketapel gravitasi saat planet-planet berdesakan mencari posisi.
Para ilmuwan yang terlibat dalam penemuan itu sekarang ingin mempelajari bagaimana komet Manx bisa ada, yang akan membantu menyelesaikan debat mengenai kapan dan bagaimana sebenarnya tata surya bisa sampai ke konfigurasi yang sekarang.
"Tergantung berapa banyak yang kami temukan, kami akan tahu apakah planet-planet raksasa menari di seluruh penjuru tata surya ketika mereka muda, atau apakah mereka tumbuh dalam diam tanpa banyak bergerak," kata salah satu penulis makalah, Olivier Hainaut, astronom European Southern Observatory di Jerman.
Komet baru yang disebut C/2014 S3 itu ditemukan tahun 2014 oleh Panoramic Survey Telescope and Rapid Response System (Pan-STARRS), jaringan teleskop yang mengamati langit malam untuk melihat komet, asteroid, dan benda angkasa lain yang bergerak cepat.
Komet yang datang dari kawasan yang sama seperti Manx biasanya menumbuhkan ekor terang ketika mendekati matahari, hasil penguapan es pada badan mereka, dan berkilauan di bawah sinar matahari yang dipantulkan.
Tapi C/2014 S3 gelap dan pada hakekatnya tak berekor ketika terlihat dua kali lebih jauh dari matahari ke Bumi.
Analisis kemudian menunjukkan bahwa alih-alih es yang biasa ditemukan pada komet, Manx mengandung material serupa asteroid berbatu di sabuk antara Mars dan Jupiter.
Dan C/2014 S3 tampak murni, indikasi bahwa dia sudah berada di tempat terdingin tata surya dalam waktu lama, kata astronom dari University of Hawaii, Karen Meech, penulis utama makalah.
Temuan komet Manx lainnya akan membantu para ilmuwan memperhalus model komputer yang digunakan untuk simulasi formasi tata surya, kata Meech seperti dikutip kantor berita Reuters.