"Berdasarkan pengamatan secara visual di Desa Clapar, Kecamatan Madukara, gerakan tanah masih terjadi sejak kemarin hingga hari ini, tercatat sebanyak tujuh kali pergerakan," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Catur Subandrio didampingi Koordinator Tim Reaksi Cepat BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo di Banjarnegara, Senin.

Menurut dia, pergerakan tanah tersebut semakin menambah luas wilayah yang terdampak maupun jumlah rumah yang mengalami kerusakan.

Ia mengatakan bahwa hingga saat ini tercatat sebanyak 16 unit rumah rusak berat dan tujuh rumah terancam roboh.

"Jumlah warga yang mengungsi hingga saat ini sebanyak 267 jiwa dari 73 keluarga yang terdiri atas 140 laki-laki dan 127 perempuan. Di antara pengungsi itu juga terdapat empat ibu hamil, dua balita, delapan batita, tujuh bayi di bawah satu tahun, dan lanjut usia sebanyak 31 orang," katanya.

Menurut dia, pelayanan kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara terus diberikan selama 24 jam.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa pihaknya bersama relawan pada hari Senin (28/3) kembali membuat jalan setapak untuk menggantikan jalan setapak yang sebelumnya dibuat.

"Jalan setapak atau alternatif yang kemarin telah dibuat, saat ini tidak bisa dilewati karena adanya retakan tanah. Kegiatan membuka akses jalan alternatif baru dilakukan oleh relawan dari berbagai instansi dan organisasi kemanusiaan yang jumlahnya sekitar 350 orang," katanya.

Selain membuat jalan alternatif baru, kata dia, relawan juga mengevakuasi barang-barang atau perabot milik warga yang rumahnya terdampak gerakan tanah.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024