"Pertama saya ingin menyampaikan sebagai pribadi dan pimpinan TNI AL juga ikut berduka dan berbelasungkawa atas wafatnya empat pasien yang meninggal dalam chamber yang terbakar. Saya tegaskan kami akan terbuka pada media terkait kasus meledaknya alat terapi tersebut," ujar Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi, di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa.
Ia menyebutkan, TNI-AL akan membuka seluas-luasnya dan menyampaikan kepada publik dengan transparan hasil investigasi penyebab meledak dan terbakarnya mesin Hyperbaric tersebut, apakah dikarenakan kelalaian manusia ataupun karena tidak berfungsinya alat.
"Kita lihat hasil investigasi tersebut, dan TNI AL tidak boleh ada menutup-nutupi. Begitu kejadian dilaporkan Karum Mintoharjo, saya langsung ke RS melihat kondisi, dan saya perintahkan investigasi gabungan baik dari Polri, TNI AL, Ikatan Dokter Hyperbaric yang mengetahui secara teknis dan mekanisme apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti tersebut dan penyebabnya," jelasnya.
Saat ini, kata mantan Kasum TNI itu, tim investigasi dari Pomal, Puslabfor Polri, dan Ikatan Dokter Hyperbaric tengah bekerja menyelidiki lebih mendalam peristiwa kebakaran tersebut.
"Kejadian kebakaran ini memang terus kita cari penyebabnya. Saya tidak akan berandai-andai dan menyerahkan sepenuhnya kepada tim dari Puspomal dan Mabes Polri untuk mendeteksi dan mengetahui penyebab kebakaran apakah karena kelalaian atau hal lainnya," tambah Ade.
Ia mengatakan, kejadian kebakaran pada alat terapi tersebut adalah sesuatu yang sangat tidak diharapkan, karena alat itu bila dilihat dari fungsinya sebenarnya digunakan untuk pengobatan efek dekompresi pada penyelam TNI AL dalam misi-misi di bawah laut.
"Sehingga apa ada kelalaian atau malfungsi itu nanti didasarkan pada laporan investigasi tim gabungan. Saya sudah melaporkan kepada Panglima TNI tentang pembentukan tim investigasi gabungan tersebut dan hasilnya akan diberitahukan kepada publik, tapi pada dasarnya teknologi apapun itu harus aman digunakan," lanjutnya.
Empat orang pasien yang berada di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Mintoharjo, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, dilaporkan tewas karena terjadi kebakaran di ruang tabung chamber Pulau Miangas Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT), Senin siang (14/3).
Empat pasien yang meninggal, yakni mantan Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol (Purn) Abubakar Nataprawira (65), Edi Suwandi (67), Dima (28) dan Sulityo (54), yang merupakan anggota DPD RI sekaligus sebagai Ketua Umum PGRI.
Ia menyebutkan, TNI-AL akan membuka seluas-luasnya dan menyampaikan kepada publik dengan transparan hasil investigasi penyebab meledak dan terbakarnya mesin Hyperbaric tersebut, apakah dikarenakan kelalaian manusia ataupun karena tidak berfungsinya alat.
"Kita lihat hasil investigasi tersebut, dan TNI AL tidak boleh ada menutup-nutupi. Begitu kejadian dilaporkan Karum Mintoharjo, saya langsung ke RS melihat kondisi, dan saya perintahkan investigasi gabungan baik dari Polri, TNI AL, Ikatan Dokter Hyperbaric yang mengetahui secara teknis dan mekanisme apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti tersebut dan penyebabnya," jelasnya.
Saat ini, kata mantan Kasum TNI itu, tim investigasi dari Pomal, Puslabfor Polri, dan Ikatan Dokter Hyperbaric tengah bekerja menyelidiki lebih mendalam peristiwa kebakaran tersebut.
"Kejadian kebakaran ini memang terus kita cari penyebabnya. Saya tidak akan berandai-andai dan menyerahkan sepenuhnya kepada tim dari Puspomal dan Mabes Polri untuk mendeteksi dan mengetahui penyebab kebakaran apakah karena kelalaian atau hal lainnya," tambah Ade.
Ia mengatakan, kejadian kebakaran pada alat terapi tersebut adalah sesuatu yang sangat tidak diharapkan, karena alat itu bila dilihat dari fungsinya sebenarnya digunakan untuk pengobatan efek dekompresi pada penyelam TNI AL dalam misi-misi di bawah laut.
"Sehingga apa ada kelalaian atau malfungsi itu nanti didasarkan pada laporan investigasi tim gabungan. Saya sudah melaporkan kepada Panglima TNI tentang pembentukan tim investigasi gabungan tersebut dan hasilnya akan diberitahukan kepada publik, tapi pada dasarnya teknologi apapun itu harus aman digunakan," lanjutnya.
Empat orang pasien yang berada di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Mintoharjo, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, dilaporkan tewas karena terjadi kebakaran di ruang tabung chamber Pulau Miangas Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT), Senin siang (14/3).
Empat pasien yang meninggal, yakni mantan Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol (Purn) Abubakar Nataprawira (65), Edi Suwandi (67), Dima (28) dan Sulityo (54), yang merupakan anggota DPD RI sekaligus sebagai Ketua Umum PGRI.