Kedua bayi berjenis kelamin perempuan tersebut hingga, Rabu, masih berada di inkubator. Bayi kembar siam itu lahir melalui proses operasi caesar, masing-masing mempunyai berat 1,5 kilogram dan panjang 47 centimeter.
Wakil Direktur PKU Muhammadiyah Bidang Pelayanan Klinis, Achiruddin Timora mengatakan kondisi kesehatan bayi sempat turun beberapa waktu setelah lahir, namun kini telah stabil dan berat badannya perlahan naik.
Ia menuturkan kedua bayi menyatu pada bagian dada dan perut. Berdasar rontgen, organ jantung dan usus terpisah, artinya mereka memiliki organ sendiri-sendiri.
"Namun, organ hati besar. Hal ini bisa menyatu atau memang terpisah tetapi jaraknya sangat dekat. Ini perlu penelitian dengan alat lebih canggih," katanya.
Ia mengatakan selama ini fungsi organ dalam berfungsi normal, hal ini ditandai dari pernafasan, detak jantung dan dapat buang air. Hanya saja seperti apa kondisi ke depan, pihaknya tidak mengetahui, untuk itu akan segera dirujuk ke RSUP dr. Kariadi Semarang guna penanganan lebih intensif dan operasi pemisahan.
"Di RSUP yang punya peralatan lebih canggih dan didukung para ahli. Operasi pemisahan perlu dokter ahli yang kompeten. Kami menjaga agar kondisi bayi sehat dan stabil sehingga kuat dalam perjalanan," katanya.
Nuri Hasyim mengatakan selama kehamilan istrinya rutin periksa kandungan ke bidan dan di bulan-bulan akhir sebelum persalinan periksa ke dokter kandungan.
"Saat USG, kandungan diketahui bayi kembar, tetapi kembar siam baru diketahui setelah persalinan," katanya.
Selama ini, dia dan istrinya tinggal di Sidoarjo Kabupaten Sragen, Jateng. Daerah itu adalah asal orang tuanya. Pemeriksaan kandungan dilakukan di Sragen, sedangkan Candiroto merupakan asal istrinya.
Ia berharap anaknya dapat menjalani operasi pemisahan dan tumbuh menjadi dua bayi kembar sehat tanpa ada kendala berarti.
Namun, katanya hal ini masih terhambat dengan minimnya dana untuk proses operasi yang cukup mahal. Oleh sebab itu pihaknya meminta uluran tangan para dermawan untuk dapat membantu meringankan beban guna membayar operasi pemisahan.
"PKU Muhammadiyah sebenarnya telah membantu meringankan biaya persalinan dan perawatan. Namun, khusus biaya pemisahan jujur kami belum siap. Apalagi, BPJS yang baru saja saya urus belum aktif, masih menunggu beberapa waktu lagi," katanya.
Wakil Direktur PKU Muhammadiyah Bidang Pelayanan Klinis, Achiruddin Timora mengatakan kondisi kesehatan bayi sempat turun beberapa waktu setelah lahir, namun kini telah stabil dan berat badannya perlahan naik.
Ia menuturkan kedua bayi menyatu pada bagian dada dan perut. Berdasar rontgen, organ jantung dan usus terpisah, artinya mereka memiliki organ sendiri-sendiri.
"Namun, organ hati besar. Hal ini bisa menyatu atau memang terpisah tetapi jaraknya sangat dekat. Ini perlu penelitian dengan alat lebih canggih," katanya.
Ia mengatakan selama ini fungsi organ dalam berfungsi normal, hal ini ditandai dari pernafasan, detak jantung dan dapat buang air. Hanya saja seperti apa kondisi ke depan, pihaknya tidak mengetahui, untuk itu akan segera dirujuk ke RSUP dr. Kariadi Semarang guna penanganan lebih intensif dan operasi pemisahan.
"Di RSUP yang punya peralatan lebih canggih dan didukung para ahli. Operasi pemisahan perlu dokter ahli yang kompeten. Kami menjaga agar kondisi bayi sehat dan stabil sehingga kuat dalam perjalanan," katanya.
Nuri Hasyim mengatakan selama kehamilan istrinya rutin periksa kandungan ke bidan dan di bulan-bulan akhir sebelum persalinan periksa ke dokter kandungan.
"Saat USG, kandungan diketahui bayi kembar, tetapi kembar siam baru diketahui setelah persalinan," katanya.
Selama ini, dia dan istrinya tinggal di Sidoarjo Kabupaten Sragen, Jateng. Daerah itu adalah asal orang tuanya. Pemeriksaan kandungan dilakukan di Sragen, sedangkan Candiroto merupakan asal istrinya.
Ia berharap anaknya dapat menjalani operasi pemisahan dan tumbuh menjadi dua bayi kembar sehat tanpa ada kendala berarti.
Namun, katanya hal ini masih terhambat dengan minimnya dana untuk proses operasi yang cukup mahal. Oleh sebab itu pihaknya meminta uluran tangan para dermawan untuk dapat membantu meringankan beban guna membayar operasi pemisahan.
"PKU Muhammadiyah sebenarnya telah membantu meringankan biaya persalinan dan perawatan. Namun, khusus biaya pemisahan jujur kami belum siap. Apalagi, BPJS yang baru saja saya urus belum aktif, masih menunggu beberapa waktu lagi," katanya.