"Sampah menjadi komitmen kami. Dalam gerakan Indonesia bebas sampah 2020 ini, kami kolaborasi bersama 40 komunitas dengam kurang lebih 2.300 orang," kata Muhamad Agung Prabowo, Marketing Communication Executive Qlue, kepada ANTARA News, di Jakarta, Minggu.
Tidak hanya memungut sampah bersama, Agung menjelaskan, dalam kergiatan tersebut para peserta juga memposting kondisi kebersihan di sejumlah titik di kawasan Car Free Day Thamrin.
"Dari beberapa titik yang dibersihkan, kami ingin kawasan CFD ini benar-benar bersih, karena setelah CFD malah banyak sampah. Selain clean up, mereka juga melaporkan melalui aplikasi," kata dia.
"Kami ingin partisipasi full, dari pada hanya mengeluh di sosial media, hanya berbuah jempol, pakai Qlue setiap laporan jadi perubahan," sambung dia.
Dalam hal ini, Qlue bekerja sama dengan dinas kebersihan Jakarta. Lebih tepatnya, Qlue berpartner dengan Jakarta Smart City lewat aplikasi untuk memecahkan masalah di Jakarta, termasuk sampah.
"Kami ingin mencoba menggabungkan masyarakat dan pemerintah, menjembatani mereka. Laporan ini diubah menjadi aspirasi yang ditindak lanjuti oleh dinas dan pemerintah, " ujar Agung.
"Tidak ada lagi alasan tidak mengetahui titik sampah, karena setiap harinya tidak kurang dari 3.000 laporan mengenai sampah," lanjut dia.
Lebih lanjut, Agung mengatakan, dari data yang dikumpulkan selama 2015, sampah merajai laporan masyarakat di Jakarta, disamping fasilitas umum dan kemacetan.
Dari keseluruhan laporan yang masuk, menurut Agung, 80 persen telah ditindak lanjuti oleh dinas terkait. Agung mengatakan, laporan tersebut juga menjadi acuan bagi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk menilai kinerja dinas, lurah, RT/ RW dalam melayani masyarakat.
Aplikasi yang diluncurkan Desember 2014 dan telah tersedia di App Store dan Play Store itu saat ini telah diunduh oleh 300.000 pengguna. Selanjutnya, Qlue menargetkan 200 juta pengguna tahun ini.
"Kami ingin seluruh warga Jakarta melaporkan keluhannya. Minimal, semua tahu aplikasi Qlue, dan menggunakannya karena akan membantu kinerja pemerintah," kata Agung.
"Ketika pemerintah sering dianggap tidak melayani masyarakat, masyarakat juga harus bertindak untuk dilayani, salah satunya dengan menggunakan Qlue," tambah dia.
Tidak hanya memungut sampah bersama, Agung menjelaskan, dalam kergiatan tersebut para peserta juga memposting kondisi kebersihan di sejumlah titik di kawasan Car Free Day Thamrin.
"Dari beberapa titik yang dibersihkan, kami ingin kawasan CFD ini benar-benar bersih, karena setelah CFD malah banyak sampah. Selain clean up, mereka juga melaporkan melalui aplikasi," kata dia.
"Kami ingin partisipasi full, dari pada hanya mengeluh di sosial media, hanya berbuah jempol, pakai Qlue setiap laporan jadi perubahan," sambung dia.
Dalam hal ini, Qlue bekerja sama dengan dinas kebersihan Jakarta. Lebih tepatnya, Qlue berpartner dengan Jakarta Smart City lewat aplikasi untuk memecahkan masalah di Jakarta, termasuk sampah.
"Kami ingin mencoba menggabungkan masyarakat dan pemerintah, menjembatani mereka. Laporan ini diubah menjadi aspirasi yang ditindak lanjuti oleh dinas dan pemerintah, " ujar Agung.
"Tidak ada lagi alasan tidak mengetahui titik sampah, karena setiap harinya tidak kurang dari 3.000 laporan mengenai sampah," lanjut dia.
Lebih lanjut, Agung mengatakan, dari data yang dikumpulkan selama 2015, sampah merajai laporan masyarakat di Jakarta, disamping fasilitas umum dan kemacetan.
Dari keseluruhan laporan yang masuk, menurut Agung, 80 persen telah ditindak lanjuti oleh dinas terkait. Agung mengatakan, laporan tersebut juga menjadi acuan bagi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk menilai kinerja dinas, lurah, RT/ RW dalam melayani masyarakat.
Aplikasi yang diluncurkan Desember 2014 dan telah tersedia di App Store dan Play Store itu saat ini telah diunduh oleh 300.000 pengguna. Selanjutnya, Qlue menargetkan 200 juta pengguna tahun ini.
"Kami ingin seluruh warga Jakarta melaporkan keluhannya. Minimal, semua tahu aplikasi Qlue, dan menggunakannya karena akan membantu kinerja pemerintah," kata Agung.
"Ketika pemerintah sering dianggap tidak melayani masyarakat, masyarakat juga harus bertindak untuk dilayani, salah satunya dengan menggunakan Qlue," tambah dia.