Sampah yang jumlahnya cukup banyak tersebut, dikhawatirkan menimbulkan kerusakan pintu Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) atau dikenal Bendung Wilalung.

"Jika tidak segera dibersihkan, dikhawatirkan sampah semakin menumpuk dan menghambat aliran air sehingga berpotensi limpas menuju aliran Sungai Wulan," kata Camat Undaan Catur Widiyatno di Kudus.

Dengan debit air 800 meter kubik saja, kata dia, airnya sudah melimpah melalui pintu nomor tiga.

Apabila air yang melimpas cukup banyak serta kawasan Pegunungan Muria juga hujan deras, kata dia, berpotensi menimbulkan banjir, terutama areal pertanian serta permukiman penduduk di Desa Larikrejo, Kutuk, dan Karangrowo.

Agar aliran air dari Sungai Lusi yang melalui bendung Wilalung menuju Sungai Wulan berjalan lancar, katanya, pintu bendung dibersihkan dari tumpukan sampah yang didominasi batang pisang.

Jumlah personel Linmas Kecamatan yang diterjunkan, kata dia, sebanyak 30 orang ditambah masyarakat setempat.

Komandan Rayon Militer Undaan Kapten Infantri Sulikhan menambahkan, jumlah personel TNI yang diterjunkan membantu membersihkan pintu bendung dari tumpukan sampah sebanyak 50 personel.

Puluhan personel tersebut, kata dia, sebanyak 30 personel dari Koramil Undaan dan selebihnya dari Kodim 0722/Kudus.

Koordinator Penjaga BPBWL Wilalung Noor Ali mengungkapkan, sampah mulai terlihat sejak Rabu (10/2) sore.

Tumpukan sampah dengan panjang 21 meter dan lebar 15 meter, kata dia, terlihat di depan pintu bendung nomor 10 dan 11 yang mengarah ke Sungai Wulan.

"Ketebalannya mencapai 70 sentimeter hingga 100 cm," ujarnya.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024