"Kegiatan pendakian melalui jalur tikus itu, sebenarnya jalan warga yang beraktivitas di lereng Merbabu, tetapi sering digunakan oleh para pendaki," kata Koordinator Perlindungan BTNGM Kurnia Adi Wirawan di Boyolali, Selasa.

Menurut Wirawan, salah satu jalur tikus yang sering digunakan warga untuk mencari rumput di lereng Merbabu, yakni di wilayah Kecamatan Ampel Boyolali.

Jalur itu sudah ditutup beberapa tahun lalu tetapi pendaki sering nekat menggunakannya sehingga petugas tidak bisa memantau aktivitas mereka.

"Para pendaki melalui jalur tikus itu tidak terdata identitasnya di pos resmi," katanya.

Bahkan pendaki melalui jalur tikus tersebut banyak melintas di wilayah ekosistem hutan lindung sehingga aktivitas mereka dikhawatirkan dapat merusak vegetasi.

Selain itu, pada jalur tikus juga tidak ada papan informasi petunjuk pendakian sehingga jika terjadi masalah yang tidak diinginkan, proses evakuasi akan sulit dilakukan oleh petugas.

Untuk mengantisipasi pengawasan pendakian jalur tikus tersebut pihaknya melakukan koordinasi dengan Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Masyarakat Mitra Merbabu (MMM) yang bermukim di lereng Merbabu.

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024