"Sejauh ini harga daging sapi masih stabil, untuk kualitas nomor satu harganya Rp105 ribu/kg sedangkan yang paling murah harga Rp85 ribu/kg," kata salah seorang pedagang daging sapi Arin di Pasar Karangayu Semarang, Jumat.

Menurut dia, sejak beberapa bulan lalu tepatnya sejak pelaksanaan Pilkada tidak ada lagi kenaikan harga daging sapi.

"Kenaikan harga terakhir terjadi sebelum pelaksanaan Pilkada, kenaikannya sebesar Rp3.000/kg. Setelah itu harga daging sapi selalu stabil," katanya.

Arin sendiri selama ini selalu menjual daging sapi lokal. Dia bersama beberapa keluarga yang juga menjual daging sapi melakukan pemotongan sendiri dengan membeli sapi hidup dari kawasan Penggaron dan Boja Kendal.

"Kebetulan daging dari Penggaron dan Boja ini daging kering, saya selalu menjual daging kering. Kalau mendatangkan dari Salatiga dan Boyolali biasanya daging basah," katanya.

Dari sisi kualitas, daging kering dan basah jauh lebih bagus dari kering karena daging lebih tahan lama jika harus dijual sampai sore hari. Selain itu, ukuran daging tidak menyusut ketika dimasak.

Penjual lain, Taufik juga mengaku selalu menjual daging sapi lokal. Diakuinya, banyak pembeli tidak menyukai daging sapi impor karena dari sisi rasa jauh lebih enak daging sapi lokal.

"Kalau impor kan kita juga tidak tahu makanannya di sana apa, kalau sapi lokal makanannya rumput. Jadi lebih enak dan daging juga empuk," katanya.

Menurut dia, karena menggunakan sapi lokal tersebut, tidak ada kenaikan harga daging yang berakibat pada keresahan pedagang maupun pembeli.

"Harga masih wajar, berita tentang pengenaan pajak 10 persen untuk impor tentu tidak memengaruhi harga daging di sini karena kami menggunakan sapi lokal," katanya.


Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024