"Tolong jangan ada pihak-pihak yang tidak menerima mereka, kita rangkul dengan baik agar bisa kembali ke jalan yang benar dan ke keluarga masing-masing, serta bersama-sama membangun negara," kata Ketua MUI Jawa Tengah KH. Ahmad Darodji di Semarang, Kamis.

Ia mengibaratkan mantan anggota Gafatar yang segera dipulangkan ke keluarganya masing-masing dalam waktu dekat itu sebagai saudara yang akan bertobat.

"Jangan perlakukan mereka sebagai penjahat," tegasnya.

Hal tersebut disampaikan Ahmad usai mengikuti rapat koordinasi yang berlangsung tertutup dengan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Pemerintah Provinsi Jateng, TNI-Polri, dan Kementerian Agama Jateng terkait dengan kepulangan seribuan lebih mantan anggota Gafatar dari Kalimantan Barat ke sejumlah daerah di Jateng.

Kepada 1.529 orang mantan anggota Gafatar yang akan ditampung sementara di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, MUI Jateng akan melakukan pendekatan secara psikologis, memberikan ceramah keagamaan sesuai agama yang dianut, dan menyampaikan pentingnya empat pilar kenegaraan yaitu UUD 1945, Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Bhinneka Tunggal Ika.

"Kami tidak akan melakukan 'brain washing' tapi kami akan bimbing mereka, ajak berzikir dan sholawat sebagai bentuk pendekatan psikologis," ujarnya.

Ia mengaku tidak dapat memastikan berapa lama para mantan anggota Gafatar itu akan ditampung di Asrama Haji Donohudan karena tergantung dari kesiapan diri yang bersangkutan.

"Waktu penampungan itu tentatif, tegantung dari kesiapan mereka untuk kembali ke masyarakat, yang jelas kami tidak mengistimewakan para mantan anggota Gafatar dengan menampung di Donohudan," katanya.

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024