"Sesuai dengan data BI, pada bulan Desember ini aliran uang kartal melalui BI Kanwil V mencatatkan 'net outflow' sebesar Rp1,23 triliun atau meningkat sebesar 95,58 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp627,22 miliar," kata Deputi BI Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng & DIY Ananda Pulungan di Semarang, Kamis.
Menurut dia, peningkatan "net outflow" atau uang keluar dari BI tersebut didorong oleh meningkatnya kebutuhan uang tunai masyarakat menjelang liburan Natal dan tahun baru sehingga aliran uang kartal keluar dari BI ke perbankan dan masyarakat meningkat menjadi sebesar Rp2,62 triliun atau setara dengan 48,26 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Ia menyebutkan dari sisi aliran uang kartal yang masuk ke BI, mengalami sedikit peningkatan dibandingkan tahun lalu, yaitu sebesar 22,20 persen menjadi Rp1,39 triliun.
Menurut dia, selain menggambarkan adanya peningkatan kebutuhan uang masyarakat untuk kegiatan konsumsi pada masa libur Natal dan tahun, peningkatan tersebut juga mengindikasikan adanya peningkatan kegiatan ekonomi di akhir tahun.
Ananda mengatakan bahwsa terjadinya peningkatan kegiatan penarikan uang kartal dari BI oleh perbankan bertujuan menjaga likuiditas dalam menghadapi liburan akhir tahun, salah satunya untuk menjaga ketersediaan uang di mesin-mesin ATM.
"Berdasarkan pantauan dari BI, kegiatan penarikan uang oleh beberapa bank besar rata-rata mengalami kenaikan sebesar 90 persen dari bulan sebelumnya," katanya.
Meski menunjukkan peningkatan, menurut dia, kebutuhan uang tunai pada akhir tahun ini tidak sebesar kebutuhan uang tunai pada saat jelang Lebaran pada bulan Juni 2015 yang tercatat mencapai Rp4,99 triliun.
Sementara itu, peningkatan jumlah uang beredar dan konsumsi masyarakat juga turut memengaruhi kenaikan harga sejumlah komoditas di Jateng.
Terkait dengan kondisi tersebut, secara mingguan pemantauan terhadap komoditas strategis melalui aplikasi sihati dan survei pemantauan harga menunjukkan bahwa beberapa komoditas terpantau mengalami penaikan harga, di antaranya cabai merah dan cabai rawit.
Kenaikan komoditas tersebut, kata Ananda, diperkirakan masih akan terjadi hingga awal tahun depan. Namun, tetap berada di level yang terbatas.
"Pada bulan Desember yang telah memasuki musim hujan berpengaruh terhadap hasil panen di beberapa daerah sentra cabai di Jawa Tengah," katanya.
Selain cabai, kata dia, komoditas lain yang juga mengalami peningkatan haga, yaitu bawang merah, bawang putih, dan telur ayam ras. Peningkatan tersebut sejalan dengan tingginya permintaan konsumen dalam rangka libur sekolah, Natal, dan tahun baru.
"Meski demikian, harga diperkirakan akan segera turun pada bulan Januari hingga Februari seiring dengan memasukinya musim panen," katanya.
Menurut dia, peningkatan "net outflow" atau uang keluar dari BI tersebut didorong oleh meningkatnya kebutuhan uang tunai masyarakat menjelang liburan Natal dan tahun baru sehingga aliran uang kartal keluar dari BI ke perbankan dan masyarakat meningkat menjadi sebesar Rp2,62 triliun atau setara dengan 48,26 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Ia menyebutkan dari sisi aliran uang kartal yang masuk ke BI, mengalami sedikit peningkatan dibandingkan tahun lalu, yaitu sebesar 22,20 persen menjadi Rp1,39 triliun.
Menurut dia, selain menggambarkan adanya peningkatan kebutuhan uang masyarakat untuk kegiatan konsumsi pada masa libur Natal dan tahun, peningkatan tersebut juga mengindikasikan adanya peningkatan kegiatan ekonomi di akhir tahun.
Ananda mengatakan bahwsa terjadinya peningkatan kegiatan penarikan uang kartal dari BI oleh perbankan bertujuan menjaga likuiditas dalam menghadapi liburan akhir tahun, salah satunya untuk menjaga ketersediaan uang di mesin-mesin ATM.
"Berdasarkan pantauan dari BI, kegiatan penarikan uang oleh beberapa bank besar rata-rata mengalami kenaikan sebesar 90 persen dari bulan sebelumnya," katanya.
Meski menunjukkan peningkatan, menurut dia, kebutuhan uang tunai pada akhir tahun ini tidak sebesar kebutuhan uang tunai pada saat jelang Lebaran pada bulan Juni 2015 yang tercatat mencapai Rp4,99 triliun.
Sementara itu, peningkatan jumlah uang beredar dan konsumsi masyarakat juga turut memengaruhi kenaikan harga sejumlah komoditas di Jateng.
Terkait dengan kondisi tersebut, secara mingguan pemantauan terhadap komoditas strategis melalui aplikasi sihati dan survei pemantauan harga menunjukkan bahwa beberapa komoditas terpantau mengalami penaikan harga, di antaranya cabai merah dan cabai rawit.
Kenaikan komoditas tersebut, kata Ananda, diperkirakan masih akan terjadi hingga awal tahun depan. Namun, tetap berada di level yang terbatas.
"Pada bulan Desember yang telah memasuki musim hujan berpengaruh terhadap hasil panen di beberapa daerah sentra cabai di Jawa Tengah," katanya.
Selain cabai, kata dia, komoditas lain yang juga mengalami peningkatan haga, yaitu bawang merah, bawang putih, dan telur ayam ras. Peningkatan tersebut sejalan dengan tingginya permintaan konsumen dalam rangka libur sekolah, Natal, dan tahun baru.
"Meski demikian, harga diperkirakan akan segera turun pada bulan Januari hingga Februari seiring dengan memasukinya musim panen," katanya.