"Kami sedang menyiapkan untuk melakukan merger terhadap seluruh BPR-BKK. Kira-kira kita akan punya kekuatan aset Rp8,8 triliun," katanya melalui "video conference" dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Purwokerto, Selasa.

Ia mengatakan bahwa Jawa Tengah kemungkinan merupakan provinsi pertama yang melakukan merger terhadap BPR-BKK.

Terkait hal itu, dia mengaku sudah berkonsultasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait rencana merger terhadap seluruh BPR-BKK di Jateng.

"Insya Allah sebentar lagi selesai. Sudah ada direksinya, sudah ada manajemennya, akan segera dibereskan," katanya.

Menurut dia, semua komplain dari pengusaha kecil yang kesulitan untuk mengakses modal nantinya dapat diselesaikan melalui BPR-BKK hasil merger.

Lebih lanjut, Ganjar mengatakan bahwa ketika kemiskinan sudah dibereskan, pengetahuan juga harus beres.

Selain itu, kata dia, pendampingan juga harus dibereskan.

"Pendampingan inilah yang kemudian akan bisa memberikan mereka 'naik kelas' dan 'lulus'. Pendampingan ini berupa akses modal," katanya.

Akan tetapi, kata dia, akses modal itu baru bisa diberikan jika dapat bersaing dengan rentenir yang banyak berkeliaran di pasar.


Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025