"Saya ingin membuat program di 18 Kecamatan di Daerah Pemilihan (Surabaya-Sidoarjo), karena itu saya minta bantuan Dandim," katanya pada konferensi pers di Jakarta, Rabu.

Arzeti mengaku menginginkan program di 18 Kecamatan itu semuanya menyentuh masyarakat sehingga meminta masukan Dandim Sidoarjo.

Dia menegaskan bahwa dia hanya membahas bagaimana program itu bisa menyentuh masyarakat dan tidak membahas soal anggaran program.

"Beliau (Dandim Sidoarjo) hanya memperkenalkan dan memfasilitasi. Saya mendorong agar program diterima masyarakat," ujar Arzeti.

Dia mengaku khawatir programnya itu tidak tepat sasaran sehingga membutuhkan tim yang bisa bergerak dan tidak ada kamuflase.

Arzeti membantah pertemuan itu terjadi di dalam sebuah kamar hotel, melainkan di teras "guest house" itu dan berlangsung tidak lama.

"25 menit setelah pertemuan itu, suami saya datang untuk menjemput karena kami ingin ke bandara," kata Arzeti.

Arzeti juga membantah ada penggerebekan karena pertemuannya dengan Dandim Sidoarjo berlangsung wajar. Dia menceritakan, Dandim sendiri datang bersama ajudannya dan menggunakan mobil dinas resmi.

Sebelumnya, Letkol Rizeki Indra Wijaya membantah telah berselingkuh dengan Arzeti, namun dia mengakui bertemu dengan Arzeti di sebuah hotel di Lawang, Malang, untuk membicarakan bantuan dana pembangunan masjid yang ia asuh.

Dia bertemu dengan Arzeti di teras kamar hotel, tetapi mereka tak berduaan.

"Ada kader muslimat NU juga. Jadi, kami tidak berduaan seperti kabar yang beredar," kata Rizeki, Senin (26/10).

Rizeki membina tiga panti asuhan dan satu pondok pesantren ketika masih bertugas di Malang dan rencananya masjid itu akan dibangun di salah panti asuhan tersebut.

Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024