Penyakit yang disebabkan infeksi cacing "Microfilaria", ditularkan melalui gigitan nyamuk itu, dapat menimbulkan cacat tetap berupa pembengkakan di kaki, tangan, alat kelamin pada penderita jenis laki-laki maupun perempuan.

Penyebaran filariasis juga tidak akan melihat batas umur manusia, baik itu masih berusia balita, dewasa, hingga tua, semua dapat terjangkit penyakit bukan akibat keturunan, apalagi pandangan lama sebagai kutukan tersebut.

Semua orang dapat bersiko tertular penyakit kaki gajah jika mengabaikan persoalan kesehatan lingkungan sekitar. Lingkungan tidak bersih menjadi penyebab filariasis.

Penderita penyakit kaki gajah akan mengalami cacat tetap, tidak produktif karena sulit beraktivitas, dan menimbulkan gangguan psikologis serta interaksi sosial.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Sutanto mengatakan saat ini sekitar satu persen dari jumlah warga Kabupaten Pekalongan terserang filariasis.

"Adapun penderitan yang sudah mengalami cacat tetap sebanyak 56 orang yang terserbar di lima kecematan. Harus segera kita berantas penyebab penyakit itu," katanya.

Berkembangnya penyakit kaki gajah membuat pemkab terus melakukan langkah konkret untuk mengatasinya.

Setidaknya pada 2002, pemkab melakukan kerja sama dengan Badan PBB untuk Kesehatan Dunia atau World Health Organization untuk mengatasi penyebaran penyakit tersebut.

Obsesi Pemkab Pekalongan itu, juga mendapatkan dukungan dari pemerintah melalui kegiatan berupa "Pencanangan Bulan Eliminasi Kaki Gajah" yang dilaksanakan di Kecamatan Tirto, Kamis (1/10).

Ratusan warga yang hadir pada acara itu mendapat obat pencegah penyakit kaki gajah secara gratis. Mereka langsung meminum obat itu.

Sutanto mengatakan pemkab telah menganggarkan dana Rp1,2 miliar untuk mengantisipasi penyebaran sekaligus pencegahan penyakit kaki gajah.

Selain itu, pemkab telah melibatkan 800 guru dan 80 kader yang secara langsung mengarahkan warga untuk minum obat penyakit kaki gajah.

"Hanya saja keberhasilan pencegahan penyakit kaki gajah ini juga tergantung pada masyarakat itu sendiri apakah mereka peduli untuk minum obat itu dan menjaga lingkungan agar tetap bersih," katanya.

Adapun pencegahan penyebaran penyakit kaki gajah itu, akan lebih efektif dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Hanya saja, masyarakat terkadang malas melakukan pencegahan seperti itu.

"Oleh karena itu, kami mengimbau pada warga giat melakukan PSN karena selain mencegah penyebaran penyaki kaki gajah juga mengantisipasi berkembangbiaknya penyakit lain, seperti demam berdarah," katanya.

Filariasis akan berkembang hidup di saluran kelenjar getah bening atau pada lipatan paha, tangan, dan kemaluan.

Ia mengatakan timbulnya pembesaran pada bagian tubuh manusia yang terjangkit filariasis karena larva cacing (Microfilaria) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk akan tumbuh menjadi cacing dewasa (Makrofilaria).

Makrofilaria kemudian di dalam sistem "limfatik" manusia dan berkembangbiak menghasilkan ribuan larva sehingga akan mengganggu aliran "limfe" berupa penyumbatan dan akan menumpuk, serta menjadikan bagian tubuh penderita membesar (Elephantiasis).

"Pembesaran bagian tubuh ini akan membutuhkan waktu lima sampai 10 tahun. Jadi, penderita tidak begitu merasakan tetapi akan mendadak membesar pada bagian tubuh manusia, seperti paha, tangan, dan kemaluan," katanya.

Pengobatan Massal
Ia mengatakan untuk memutus rantai penularan pada daerah endemis kaki gajah (Micro filariasis >1 persen) perlu dilakukan pengobatan massal bagi seluruh warga, sesuai kriteria dengan pemberian obat massal pencegahan (POMP) kaki gajah dengan obat "Diethyl Carbamazine Citrate (DEC)" dikombinasi dengan "Albendazale" sesuai dosis yang diminum sekali setahun selama lima hingga 10 tahun.

"Pengobatan pada orang yang di dalam darahnya mengandung 'Microfilaria' maka bisa diberi obat DEC dikombinasi dengan 'Albendazole' sesuai dosisi. Kami optimistis filariasis dapat dibasmi jika masyarakat menaati minum obat pencegah filariasis serta membiasakan hidup sehat," katanya.

Bupati Pekalongan Amat Antono mengatakan pemberantasan dan pencegahan penyakit kaki gajah sudah dilakukan setiap tahun.

"Apalagi, pemberantasan penyakit kaki gajah ini mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat. Oleh karena itu, kami mengajak masyarakat mau ikut mencegah penyebaran penyakit kaki gajah dan mau diimunisasi," katanya.

Penataan lingkungan yang bersih juga dapat mengantisipasi penyebaran filariasis karena penyebab penyakit adalah nyamuk yang lebih suka berkembang biak di lingkungan kotor.

Penderita filarisis, Yulaikha (75), mengaku semula tidak menduga salah satu bagian tubuhnya akan membengkak karena semula hanya terasa nyeri seperti "kesemutan".

"Saya tidak paham penyakit yang menyerang bagain tubuh. Saya kemudian memeriksakan ke puskesmas dan dinyatakan terserang penyakit kaki gajah," katanya.

Yulaikha yang mengalami pembengkakan pada bagian kiri tangan itu, mengaku penyakit yang dideritanya dialami sejak usia 50 tahun.

"Hanya saja meski kami sudah berusaha mengobati tetapi penyakit filariasis ini tetap menimbulkan cacat tetap, yaitu pembengkakan pada bagian kiri tangan saya. Kami mengucapkan terima kasih pada pemkab yang berusaha memberikan perhatian pada penderita filariasis," katanya.

Pewarta : Kutnadi
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024