Ketua Umum Pengprov PGSI Jawa Tengah Andreas Budi Wirohardjo di Semarang, Senin, mengatakan pengurus sudah melakukan evaluasi terkait dengan hasil yang dicapai pegulat Jateng pada berbagai kejuaraan.

"Pada turnamen gulat Indonesia Terbuka di Semarang beberapa waktu lalu, tim gulat Jateng gagal menunjukkan performa yang bagus dan ini memengaruhi mereka," katanya.

Pergantian Pelatih Kepala Tim Gulat Jateng tersebut, kata dia, semata-mata untuk mencapai target Jawa Tengah, yakni meloloskan atletnya pada 18 kelas.

Dalam menangani atlet Jateng, Jumain dibantu oleh Agus Dwi Prespono dan Edi Suwarto. Jumain ditunjuk untuk menggantikan posisi Rubiyanto Hadi.

Rubiyanto Hadi tetap akan dimasukkan dalam pelatda sebagai penasihat tim Jawa Tengah karena bagaimanapun saran dari pengajar Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Unnes Semarang untuk tim gulat Jateng itu masih diperlukan.

"Kami melakukan pembenahan di internal pelatda. Meski pergantian ini mepet dengan babak kualifikasi, kami yakin bahwa Jumain dan kawan-kawan bisa memberikan program yang baik untuk atlet," katanya.

Selain pergantian pelatih, PGSI Jateng juga akan memindahkan tempat pemusatan latihan ke Kompleks Jatidiri yang dinilai lebih representatif.

Para pegulat Jateng tersebut akan ditempatkan di Wisma Jatidiri sehingga dengan tempat yang lebih representatif diharapkan dapat mengangkat motivasi atlet untuk menjalani program latihan.

"Kami juga telah melakukan promosi-degradasi bagi pegulat Jateng. Dari 15 atlet pelatda, 12 di antaranya tergusur dari tim pra-PON Jateng," katanya.

Dia menjelaskan ada beberapa kriteria promosi dan degradasi, di antaranya kedisiplinan berlatih dan kecenderungan meremehkan program dari pengurus, sedangkan pergantian itu sudah melalui evaluasi yang mendalam.

"Memang ada yang menilai riskan dengan pergantian pelatih dan promosi-degradasi. Tapi jika 12 pegulat tetap dipertahankan, hasilnya juga tidak akan maksimal di pra-PON," katanya.



Pewarta : Hernawan Wahyudono
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024