"Warga Musuk banyak yang sudah menjual sapinya untuk mengatasi kekurangan air bersih dan membeli pakan hijauan untuk ternak selama musim kemarau hingga saat ini," kata Darto Kepala Desa Lanjaran, di Boyolali, Minggu.

Darto mengatakan warga di Desa Lanjaran hampir semuanya memiliki ternak sapi perah dan sebagian juga sebagai petani sayuran. Pada Musim kemarau saat ini, mereka sudah menghabiskan belasan truk tangki isi 6.000 liter.

Meskipun warga sudah mendapatkan bantuan air bersih dari Pemerintah Kabupaten Boyolali, mereka masih kekurangan sehingga harus membeli sendiri untuk kebutuhan sehari-hari seperti masak/minum.

Menurut dia, warga selain kesulitan air bersih, juga harus membeli pakan hijauan untuk ternak sapi perahnya. Selama musim kemarau pakan ternak sudah sulit dicari sehingga terpaksa harus membeli dengan mendatangkan dari daerah lain.

"Pakan ternak sangat dibutuhkan, jika tidak sapi perah bisa tidak berproduksi," katanya.

Menurut dia, akibat musim kemarau beberapa bulan ini, bak penampungan air hujan milik warga sudah habis untuk kebutuhan sehari-hari. Air itu, membeli dengan harga Rp200 ribu per tangki dan tergantung jaraknya.

"Air bersih itu, untuk persediaan kebutuhan sehari-hari dan minum ternak sapinya. Stok itu, bisa bertahan lima hingga enam hari. Kita harus lebih hemat," katanya.

Selain itu, warga Desa Lanjaran juga mendapat bantuan bantuan air bersih untuk mengurangi beban akibat musim kekeringan dari berbagai pihak. Hal ini, termasuk dari Jamiyyah dan OSIS SMP Al Azhar 21 Solo Baru, pada Sabtu (19/9) sebanyak 30 tangki.

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024