"Kebetulan saya ikut di grup WA (WhatsApp) 'Forum Peduli Banyumas' dan ada yang unggah foto (rumah Sadinem). Kemudian, saya perintahkan Danramil saya (Komandan Komando Rayon Militer Cilongok, red.) untuk survei, cek, dan koordinasi dengan aparat setempat," katanya kepada Antara di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.

Kendati antusiasme anggota grup Forum Peduli Banyumas terhadap keluarga Sadinem terlihat tinggi, dia mengaku belum melihat adanya pihak yang mengoordinasikan.

Oleh karena itu, dia memerintahkan Danramil Cilongok Kapten CZI Waris untuk membentuk kepanitian terkait dengan rencana pemugaran rumah Sadinem sehingga jika ada bantuan yang mengalir, bisa tercatat dan terkoordinasikan.

"Kemudian, saya perintahkan untuk membuat RAB-nya (rencana anggaran biaya) terkait dengan kebutuhan material supaya bantuannya fokus, tidak tumpang-tindih, kan ada yang mau menyumbang dalam bentuk material atau uang. Jangan sampai material ini menumpuk," katanya.

Menurut dia, kebutuhan material tersebut sudah disampaikan dalam grup Forum Peduli Banyumas termasuk siapa saja yang telah komitmen untuk memberikan bantuan. Dengan demikian, donatur akan lebih fokus pada kekurangannya sehingga kebutuhan material itu yang akan disumbang.

Lebih lanjut, Dandim mengatakan bahwa berdasarkan penaksiran, anggaran untuk memugar rumah Sadinem sekitar Rp15 juta.

"Sebenarnya, kalau perorangan atau pemda (pemerintah daerah) bisa dana sebesar itu, tetapi saya melalui forum itu mengajak untuk 'sengkuyung', bersama-sama. Mungkin bagi pengusaha, duit sebesar itu tidak seberapa, tetapi yang kita inginkan adalah semangat kebersamaan," katanya.

Dari segi nominal, dia mengakui bahwa kebutuhan anggaran untuk memugar rumah Sadinem tidak terlalu besar. Akan tetapi, jika suatu kegiatan sudah biasa dilakukan dengan "sengkuyung" atau semangat kebersamaan, suatu saat kalau di Banyumas terjadi permasalahan yang lebih besar dapat diselesaikan bersama-sama pula.

Terkait dengan pemugaran rumah Sadinem, dia mengatakan bahwa kegiatan tersebut mulai Senin (14/9).

Menyinggung soal penanganan terhadap dua anak Sadinem yang mengalami depresi, Dandim mengharapkan adanya keterlibatan dinas terkait untuk menanganinya.

"Ini momentum yang tepat, permasalahan tersebut kita keroyok bersama, kita selesaikan bersama. Mungkin saya inisiatif dibedah rumah, mungkin yang lain inisiatif terkait penanganan dua anak Sadinem," tegasnya.

Seperti diwartakan, seorang perempuan lanjut usia, Sadinem Wartem (80) terpaksa merawat dua anaknya yang mengalami depresi, Sailah (50) dan Narwan (40), dengan mengandalkan uang hasil berjualan kayu bakar dan bantuan dari tetangga.

Kedua anak Sadinem mengalami depresi sejak 10 tahun silam yang diduga akibat tekanan batin setelah mereka bercerai dengan pasangan masing-masing.

Sadinem dan anak-anaknya tercatat sebagai warga Grumbul Rata RT 01 RW 08, Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.

Mereka tinggal di rumah berukuran 4 x 5 meter yang dibuat dari bilik bambu dengan lantai tanah dan kondisinya hampir roboh. Rumah itu dibangun di atas tanah milik tetangga yang telah diikhlaskan oleh pemiliknya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024