"Hasil survei BI pada bulan Agustus lalu menunjukkan pelemahan dibandingkan bulan sebelumnya, meski demikian masih berada di level optimistis," kata Kepala BI Kanwil V Jateng-DIY Iskandar Simorangkir di Semarang, Senin.
Dikatakan, untuk indeks keyakinan konsumen (IKK) Jateng pada bulan Agustus tahun ini menurun sebesar 6,5 poin menjadi 117,8 dibandingkan bulan sebelumnya.
Pelemahan IKK tersebut didorong oleh penurunan pada komponen pembentuknya yaitu indeks kondisi ekonomi (IKE) yang mengalami penurunan sebesar 5,7 poin menjadi 108,1 dan indeks ekspektasi konsumen (IEK) turun 7,3 poin menjadi 127,4.
Dari empat kota yang disurvei, pelemahan IKK terjadi di kota Solo yaitu sebesar 3,8 poin, Semarang 8,1 poin, dan Tegal sebesar 13,2 poin. Sedangkan untuk IKK kota Purwokerto tercatat meningkat 12,2 poin dari bulan sebelumnya.
Iskandar mengatakan, tekanan kenaikan harga diperkirakan semakin melambat pada tiga bulan mendatang atau tepatnya hingga bulan November.
"Hal ini terindikasi dari indeks ekspektasi harga yang turun 15,3 poin menjadi 167,7," katanya.
Untuk penurunan tekanan kenaikan harga diperkirakan terjadi pada semua kelompok komoditas dengan penurunan indeks terbesar terjadi pada kelompok perumahan, listrik, gas, dan bahan bakar sandang yang turun sebesar 24,1 poin.
Untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau turun sebesar 23,8 poin. Selanjutnya untuk kelompok bahan makanan turun 23,1 poin.
"Konsumen memperkirakan pada enam bulan mendatang atau bulan Februari tahun depan, harga barang dan jasa secara umum juga akan mengalami penurunan," katanya.
Hal tersebut terlihat dari indeks ekpektasi harga dalam enam bulan mendatang akan turun menjadi 178,9 atau turun 5 poin dari bulan Agustus.
Perkiraan penurunan tekanan harga enam bulan mendatang dipengaruhi oleh permintaan yang kembali normal setelah tahun baru.
Dikatakan, untuk indeks keyakinan konsumen (IKK) Jateng pada bulan Agustus tahun ini menurun sebesar 6,5 poin menjadi 117,8 dibandingkan bulan sebelumnya.
Pelemahan IKK tersebut didorong oleh penurunan pada komponen pembentuknya yaitu indeks kondisi ekonomi (IKE) yang mengalami penurunan sebesar 5,7 poin menjadi 108,1 dan indeks ekspektasi konsumen (IEK) turun 7,3 poin menjadi 127,4.
Dari empat kota yang disurvei, pelemahan IKK terjadi di kota Solo yaitu sebesar 3,8 poin, Semarang 8,1 poin, dan Tegal sebesar 13,2 poin. Sedangkan untuk IKK kota Purwokerto tercatat meningkat 12,2 poin dari bulan sebelumnya.
Iskandar mengatakan, tekanan kenaikan harga diperkirakan semakin melambat pada tiga bulan mendatang atau tepatnya hingga bulan November.
"Hal ini terindikasi dari indeks ekspektasi harga yang turun 15,3 poin menjadi 167,7," katanya.
Untuk penurunan tekanan kenaikan harga diperkirakan terjadi pada semua kelompok komoditas dengan penurunan indeks terbesar terjadi pada kelompok perumahan, listrik, gas, dan bahan bakar sandang yang turun sebesar 24,1 poin.
Untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau turun sebesar 23,8 poin. Selanjutnya untuk kelompok bahan makanan turun 23,1 poin.
"Konsumen memperkirakan pada enam bulan mendatang atau bulan Februari tahun depan, harga barang dan jasa secara umum juga akan mengalami penurunan," katanya.
Hal tersebut terlihat dari indeks ekpektasi harga dalam enam bulan mendatang akan turun menjadi 178,9 atau turun 5 poin dari bulan Agustus.
Perkiraan penurunan tekanan harga enam bulan mendatang dipengaruhi oleh permintaan yang kembali normal setelah tahun baru.