"Kalau pindah itu artinya turun kualitas, tindakan tersebut dapat menurunkan performa kendaraan," kata External Relation Manager PT Pertamina MOR IV Roberth M.V. Dumatubun di Semarang, Senin.

Menurut Roberth, pertalite baik digunakan untuk kendaraan produksi baru namun dengan ukuran mesin yang tidak terlalu besar.

"Misalnya, kendaraan 'matic', tetapi kalau untuk sepeda motor 'sport' seharusnya sudah menggunakan pertamax. Kalau pindah ke pertalite justru performanya akan turun, misalnya tidak bisa berjalan cepat," kata Roberth.

Mengenai pertalite, pihaknya justru berharap dari masyarakat yang biasa menggunakan premium agar segera berpindah ke bahan bakar minyak (BBM) jenis baru tersebut.

Untuk keunggulan pertalite dibandingkan dengan premium adalah lebih irit penggunaan. Sebagai gambaran, jika menggunakan pertalite jarak tempuh perjalanan lebih jauh 1 kilometer dibandingkan dengan premium.

Sebelumnya, Vice President Retail Fuel Marketing PT Pertamina (Persero) Afandi mengatakan mengenai kemungkinan keberadaan pertalite yang akan menggantikan premium, pihaknya memastikan hal tersebut tidak akan terjadi.

"Pertalite ini hanya untuk menambah varian, untuk mobil baru mewah kita siapkan pertamax plus dengan RON 95, untuk mobil baru menengah kita siapkan pertamax RON 92, sementara mobil-mobil lama kita siapkan RON 90, inilah yang dimiliki oleh pertalite," katanya.

Pihaknya mempersilakan masyarakat luas untuk memilih. Pada dasarnya, pertalite dijual hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama yang memiliki kendaraan dengan spesifikasi bahan bakar RON 90.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024