Drummer Slank Kaka mengatakan kesempatan mengunjungi Wonosobo dan bisa menikmati keindahan dataran tinggi Dieng merupakan sesuatu yang tidak ternilai.

"Kami merasa terhormat bisa menjadi bagian dari Hari Jadi ke-190 Wonosobo dan diundang untuk turut memotong rambut gembel dalam ritual istimewa di Desa Sembungan," katanya.

Selain melihat potensi besar dataran tinggi Dieng yang begitu menakjubkan, Kaka juga meminta agar Pemkab Wonosobo bisa lebih memperhatikan bagaimana upaya agar lokasi wisata di Dieng terlihat bersih.

"Kami ingin melihat Dieng yang bebas sampah, bahkan kalau memungkinkan dibuat papan yang bertulisan Selamat Datang di Dieng Dataran Tinggi Bebas Sampah," kata Bimbim, personel Slank lainnya, menjawab pertanyaan seputar kesan terhadap Dieng.

Ia menuturkan dengan terbebasnya dataran tinggi Dieng dari segala macam sampah, pihaknya meyakini kelak Dieng semakin lebih luar biasa dan mampu menjadi salah satu destinasi wisata bertaraf internasional.

Terkait konser di alun-alun Kota Wonosobo yang digelar oleh Panitia Hari Jadi ke-190 Kabupaten Wonosobo, Kaka dan teman-temannya mengaku telah menyiapkan sekitar 20 lagu.

"Sekitar satu jam di panggung, kami akan bawakan sekitar 20-an lagu yang diambil dari beberapa album Slank," kata Kaka.

Konser Slank di Alun-Alun Wonosobo pada Sabtu malam untuk menghibur masyarakat dan sebagai penutup rangkaian kegiatan HUT ke-190 Wonosobo.

"Kami sengaja mengundang Slank yang juga pernah hadir di Wonosobo pada 1996 untuk memberikan hiburan berkualitas bagi seluruh masyarakat Wonosobo dan para Slankers dari berbagai daerah tetangga," kata panitia Hari Jadi Wonosobo, Alfun Haka.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024