Tumar salah satu tokoh masyarakat di Desa Jrakah Boyolali, Rabu, mengatakan, ada ratusan orang wisatawan yang mengunjungi di Jembatan Gantung Salaran tersebut setiap hari untuk menikmati pemandangan alam, lahan pertanian sayuran yang hijau dan udara sejuk pegunungan.
Bahkan, Jembatan Gantung Salaran tersebut jika bersamaan hari libur atau Minggu jumlah pengunjung bisa mencapai seribuan orang yang memadati objek wisata ini.
Menurut Tumar, para pengunjung selain menikmati pemandangan alam, lahan pertanian, dan wisatawan juga bisa melihat jelas puncak Gunung Merapi dari lokasi jembatan.
Wisatawan kebanyakan kagum melihat langsung kondisi alam kawasan Gunung Merapi yang dkenal teraktif di Dunia itu. Mereka mengabadikan moment dengan berfoto selfie dengan latar belakang Gunung Merapi yang indah.
Bahkan, sejumlah pengunjung dari pagi hari hingga sore terus berdatangan di lokasi jembatan gantung yang menjadi salah satu pilihan mereka sambil waktu berbukan puasa selama Ramadhan ini.
"Banyaknya kunjungan wisatawan dari berbagai daerah itu, juga menjadi lahan pendapatan tambahan warga sekitar seperti mereka yang menyiapkan lahannya untuk parkir kendaraan," paparnya.
Bahkan, wisatawan dengan jasa tour jurusan Solo-Selo- Borobudur (SSB) sering menyempatkan diri berhenti di Jembatan Gantung Salaran yang berfungsi untuk evakuasi warga di Dukuh Sepi, Ladon dan Kajor itu, dengan berfoto "selfie" dan menikmati keindahan pemandangan alam.
Kendati demikian, pihaknya berharap warga lereng Merapi wajib menjaga kelestarian lingkungan dan ikut memelihara Jembatan Salaran agar awet, karena hal ini merupakan salah satu aset atau potensi daya tarik kunjungan wisatawan.
Parto (35) warga Dukuh Jarak, Desa Jrakah, mengatakan, lahannya yang kosong dijadikan tempat parkir kendaraan roda dua pengunjung di Jembatan Salaran itu.
"Saya pada hari- hari biasa jumlah kendaraan roda dua yang parkir di lahan pekarangannya, rata-rata sekitar 200 hingga 300 unit kendaraan," ujar Parto.
Bahkan, pengunjung ke objek wisata Jembatan Gantung Salaran pada hari libur atau minggu bisa dua kali lipat rata-rata sebanyak 600 unit kendaraan per hari. Ongkos parkir kendaraan roda dua hanya Rp1.000 per kendaraan, sehingga lumayan pendapatan bisa mencapai Rp600 ribu per hari.
Menurut Parto, pengunjung yang menggunakan kendaraan roda empat kebanyakan mereka berparkir di pinggiran jalan dan hanya dikenai biaya sebesar Rp2.000 per kendaraan.
"Kami perkirakan pengunjung di Jembatan Salaran ini, bisa mencapai puncaknya dikunjungi ribuan orang pada liburan Lebaran," tuturnya.
Bahkan, Jembatan Gantung Salaran tersebut jika bersamaan hari libur atau Minggu jumlah pengunjung bisa mencapai seribuan orang yang memadati objek wisata ini.
Menurut Tumar, para pengunjung selain menikmati pemandangan alam, lahan pertanian, dan wisatawan juga bisa melihat jelas puncak Gunung Merapi dari lokasi jembatan.
Wisatawan kebanyakan kagum melihat langsung kondisi alam kawasan Gunung Merapi yang dkenal teraktif di Dunia itu. Mereka mengabadikan moment dengan berfoto selfie dengan latar belakang Gunung Merapi yang indah.
Bahkan, sejumlah pengunjung dari pagi hari hingga sore terus berdatangan di lokasi jembatan gantung yang menjadi salah satu pilihan mereka sambil waktu berbukan puasa selama Ramadhan ini.
"Banyaknya kunjungan wisatawan dari berbagai daerah itu, juga menjadi lahan pendapatan tambahan warga sekitar seperti mereka yang menyiapkan lahannya untuk parkir kendaraan," paparnya.
Bahkan, wisatawan dengan jasa tour jurusan Solo-Selo- Borobudur (SSB) sering menyempatkan diri berhenti di Jembatan Gantung Salaran yang berfungsi untuk evakuasi warga di Dukuh Sepi, Ladon dan Kajor itu, dengan berfoto "selfie" dan menikmati keindahan pemandangan alam.
Kendati demikian, pihaknya berharap warga lereng Merapi wajib menjaga kelestarian lingkungan dan ikut memelihara Jembatan Salaran agar awet, karena hal ini merupakan salah satu aset atau potensi daya tarik kunjungan wisatawan.
Parto (35) warga Dukuh Jarak, Desa Jrakah, mengatakan, lahannya yang kosong dijadikan tempat parkir kendaraan roda dua pengunjung di Jembatan Salaran itu.
"Saya pada hari- hari biasa jumlah kendaraan roda dua yang parkir di lahan pekarangannya, rata-rata sekitar 200 hingga 300 unit kendaraan," ujar Parto.
Bahkan, pengunjung ke objek wisata Jembatan Gantung Salaran pada hari libur atau minggu bisa dua kali lipat rata-rata sebanyak 600 unit kendaraan per hari. Ongkos parkir kendaraan roda dua hanya Rp1.000 per kendaraan, sehingga lumayan pendapatan bisa mencapai Rp600 ribu per hari.
Menurut Parto, pengunjung yang menggunakan kendaraan roda empat kebanyakan mereka berparkir di pinggiran jalan dan hanya dikenai biaya sebesar Rp2.000 per kendaraan.
"Kami perkirakan pengunjung di Jembatan Salaran ini, bisa mencapai puncaknya dikunjungi ribuan orang pada liburan Lebaran," tuturnya.