"Ada sekitar 200 wayang karya Rastika (almarhum) yang kami bawa dari Mendut untuk dipamerkan di Bandung (22-24 Mei 2015)," kata pemilik Studio Mendut Kabupaten Magelang Sutanto di Magelang, Jawa Tengah, Selasa.

Ia mengaku mengoleksi karya berupa wayang kulit dengan sunggingan gaya Cirebon tersebut sejak akhir 2014.

Rastika yang tinggal di Desa Gegesik Kulon, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, itu lahir pada 1942 dan dikenal sebagai maestro pelukis kaca. Dia wafat pada 26 Agustus 2014.

Hampir sebagian besar objek lukisan kaca karya Rastika, tidak lepas dari dunia pewayangan. Hingga saat ini, cukup banyak karya Rastika berupa lukisan kaca yang menjadi koleksi Studio Mendut.

Ia mengemukakan saat senggang dari aktivitas berkarya lukisan kaca, Rastika membuat wayang. Selama bertahun-tahun kemudian, karya tersebut terkumpul hingga ratusan wayang.

"Wayang kulitnya ini menjadi karyanya saat Rastika iseng-iseng, hingga terkumpul banyak. Lama sebelum beliau meninggal, saya sudah melihat karya-karya wayangnya. Masih banyak karya wayangnya yang kami koleksi, tidak semua kami bawa untuk pameran di Bandung," kata Sutanto yang juga inspirator utama kelompok seniman petani Komunitas Lima Gunung Kabupaten Magelang itu.

Selain karya wayang dari kulit kerbau bersumber dari cerita Mahabharata, katanya, Rastika juga membuat sosok wayang baru, seperti buto kaji dan punakawan yang berjumlah sembilan wayang.

Pada akhir 2014, Kusdono (anak Rastika) bersama keluarga datang dari Cirebon ke Studio Mendut dengan menggunakan truk untuk membawa ratusan wayang yang disimpan dalam kotak kayu ukuran cukup besar.

Ia mengemukakan tentang arti penting wayang kulit karya Rastika dalam kaitan dengan perkembangan kebudayaan Indonesia.

"Kemungkinan besar, hanya kami yang saat ini mengoleksi wayang karya Rastika," katanya.

Pewarta : M Hari Atmoko
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2024