"Kami mempersilakan masyarakat yang hendak belajar melakukan budi daya udang, khususnya udang vaname dengan teknologi budi daya yang tepat," kata Kepala BBPBAP Jepara I Made Suitha di Jepara, Senin.

Untuk melakukan budi daya udang, kata dia, memang membutuhkan kesabaran agar mendapatkan hasil yang menggemberikan.

Sebelumnya, kata dia, banyak petambak udang yang terpuruk akibat serangan penyakit.

Hal itu, lanjut dia, disebabkan oleh sisa pakan yang mengendap kemudian muncul pencemaran di tambak sehingga berpotensi menimbulkan penyakit.

Adanya teknologi budi daya udang vaname dengan full biosecurity, kata dia, bisa mencegah timbulnya penyakit, terutama sisa makanan yang biasanya berpotensi menimbulkan dampak negatif bisa dicegah.

Selain itu, lanjut dia, benih udang vaname juga dipastikan bebas penyakit karena diseleksi dengan metode deteksi yang cepat berupa multipleks PCR yang dapat mendeteksi beberapa jenis virus secara simultan.

Metode full biosekurity tersebut, kata dia, merupakan salah satu langkah mencegah dan mengendalikan penyakit yang ada di kolam udang, sehingga bisa mengangkat kembali budi daya udang dari keterpurukan.

"Konsepnya melindungi binatang budi daya dari kontaminasi oleh penyakit dan mencegah penyebaran penyakit," ujarnya.

Oleh karena itu, kata dia, agar mengetahui teknik budi dayanya secara benar, masyarakat dipersilakan menyaksikannya secara langsung mulai dari tahap awal sehingga ilmunya nanti bisa diterapkan sendiri di areal tambaknya.

Percontohan budi daya udang vaname dengan full biosecurity, kata dia, sudah ada di beberapa kabupaten, seperti di Kecamatan Mlonggo dan Celering (Kabupaten Jepara), Kecamatan Tayu dan Juwana (Kabupaten Pati) dan di perbatasan Kabupaten Rembang.

Dalam melakukan budi daya udang vaname, meamng banyak hal yang harus diperhatikan petambak, mulai dari benih unggul, sarana dan prasarana, teknologi budi daya, kesehatan lingkungan serta manajemen usaha.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024