"Saat ekonomi sedang tumbuh baik, investasi yang paling baik adalah saham yaitu reksadana dan obligasi, sedangkan saat ekonomi sedang terpuruk memang investasi emas yang paling baik," kata Head of Investment and Planning Management Sinarmas MSIG Life Nawiho di Semarang, Jumat.

Menurutnya, emas hanya tepat dijadikan investasi saat ekonomi sedang terpuruk karena pada saat itu harga emas justru mengalami kenaikan, sedangkan pada saat ekonomi sedang mengalami kenaikan justru harga emas mengalami keterpurukan.

Nawiho mengatakan, untuk saat ini jika masyarakat ingin melakukan investasi maka lebih baik menjatuhkan pilihan ke reksadana. Menurutnya, di reksadana ini masyarakat tidak perlu berinvestasi hingga puluhan juta rupiah.

"Kalau memang uangnya hanya Rp10 juta, bisa tetap digunakan untuk berinvestasi di reksadana karena nantinya akan digabungkan dengan dana dari investor lain selanjutnya transaksi tersebut dijalankan oleh fund manajer," katanya.

Menurutnya, fund manajer hanya akan membeli saham-saham yang sehat yang kebanyakan menjadi bidikan investor besar di antaranya untuk perbankan yaitu BCA, BRI, BNI, Mandiri, sedangkan untuk perusahaan lain di antaranya saham Astra dan Unilever.

Meski demikian, para investor yang sudah terjun di reksadana ini harus berani dengan risiko yang ada mengingat bunga setiap tahun yang akan diterima juga besar. Sebagai gambaran, untuk tahun 2014 bunga untuk investasi reksadana antara 20-40 persen.

"Pada dasarnya reksadana ini diperuntukkan kepada nasabah agresif yang menginginkan hasil investasi jangka panjang yang jauh lebih baik dari bunga bank," katanya.

Menurutnya, beberapa risiko pada investasi reksadana di antaranya bunga dipengaruhi oleh kondisi global dan regional, kebijakan pemerintah dan kondisi politik, pergerakan suku bunga secara umum, sentimen investor luas, dan guncangan eksternal salah satu contohnya adalah terjadinya bencana alam.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2024