Uji coba tersebut ditandai dengan penebaran benih sidat dan dilanjutkan peresmian Proyek Percontohan Budidaya Sidat Program Desa Usaha Mandiri Pengembangan Perikanan serta penandatangan nota kesepahaman antara Kepala Perwakilan BI Purwokerto Rahmat Hernowo dan Wakil Bupati Banyumas Budhi Setiawan di Balai Pertemuan Kelompok Budi Daya Perikanan (Pokdakan) Beji 1, Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Senin.

Saat ditemui usai acara, Wabup Banyumas Budhi Setiawan mengakui bahwa harga sidat cukup menggiurkan namun perawatannya tidak mudah.

"Oleh karena itu, masyarakat diajak untuk mencoba budidaya sidat. Kalau ini berhasil, saya yakin desa lain akan melakukan hal yang sama dan pembesaran sidat ini sebagai 'pilot project'," katanya.

Ia mengatakan bahwa budidaya sidat di Desa Beji hanya untuk pembesaran karena ikan tersebut tidak mungkin bisa bertelur di wilayah itu.

Menurut dia, pembesaran ikan sidat diperkirakan membutuhkan waktu sekitar tiga bulan sehingga nantinya dapat diketahui tingkat keberhasilannya.

"Kalau ini berhasil, saya yakin untuk wilayah Beji akan meluas hingga desa yang lain karena potensi air di Banyumas cukup bagus," tegasnya.

Meskipun perawatannya tidak mudah, Wabup mengaku yakin jika warga Beji dapat mempelajari cara perawatan sidat karena mereka telah terbiasa membudidayakan ikan di wilayah itu terutama gurami.

Informasi yang dihimpun, ikan sidat memiliki nilai gizi dengan harga jual mencapai Rp120 ribu per kilogram.

Bahkan, harga ikan sidat jenis unagi bisa mencapai Rp450 ribu per kilogram.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024