Staf Humas CV Cipta Usaha Mandiri, Purwogiri Suciono di Temanggung, Rabu, mengatakan memasuki Januari 2015 produksi kayu lapis mulai bangkit lagi, setelah selama tiga bulan sebelumnya permintaan produk kayu lapis sepi permintaan.

Ia menuturkan selama bulan Oktober, November, dan Desember 2014 ekspor kayu lapis turun drastis, dari semula perusahaannya mengirim sekitar 60 kontainer per bulan turun menjadi sekitar 20 kontainer per bulan.

"Sepinya permintaan dari luar negeri telah terasa mulai September 2014, namun pada November dan Desember terjadi permintaan paling rendah." katanya.

"Pada Januari ini ekspor kayu lapis kembali normal dengan mengekspor sekitar 50 hingga 60 kontainer," katanya.

Ia mengatakan selama ini CV Cipta Usaha Mandiri mengekspor kayu lapis jenis barcore ke Tiongkok dan Taiwan.

Menurut dia saat permintaan produk kayu lapis lesu perusahaan tersebut tidak sampai merumahkan karyawannya, namun hanya menghilangkan jam lembur.

"Guna menyiasati sepinya permintaan dari luar negeri, maka dilakukan penghapusan jam lembur. Perusahaan kami belum sempat merumahkan karyawan," katanya.

Ia mengatakan saat permintaan turun, harga kayu lapis juga turun drastis dari semula Rp320 ribu per lembar menjadi Rp215 per lembar.

Ia mengatakan, bahan baku berupa kayu albasia hingga saat ini masih mudah didapat, antara lain dari Jawa Timur, Banten, dan Lampung, sedangkan bahan baku dari Temanggung hanya sekitar 10-15 persen.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024