"Sudah dilakukan checking oleh KRI Pattimura, untuk yang ini saya pastikan jam 19.45 WIB (Senin, 29/12), KRI Pattimura berhasil mencapai koordinat yang disampaikan sebelumnya. Dan hasilnya ternyata hanya dua gugusan karang di bawah permukaan air," kata Kepala Basarnas dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa.

Saat unsur udara dari tim SAR melihat secara visual, menurut dia, memang dua gugusan karang yang cukup lebar bentuknya seolah-olah bayang-bayang tumpahan minyak.

Terkait laporan sinyal darurat pada frekwensi 121,5 yang pada Senin disebutkan ditemukan di dua titik, termasuk laporan dari Garuda Indonesia malam hari terkait sinyal sama tetapi di titik yang jauh dari lokasi pencarian sudah dievaluasi oleh Basarnas dan bukan dari pesawat yang dicari.

"Sehingga Basarnas menyimpulkan untuk sinyal-sinyal emergency diterima, namun saya punya ID ELT yang terpasang di pesawat AirAsia QZ8501. Oleh karena itu, rekan media percayakan pada kita bahwa kita bisa pastikan benar atau tidaknya untuk laporan tersebut," ujar dia.

Sebelumnya, pada pencarian dengan di perairan Tanjung Pandan, Senin kemarin, Basarnas mendeteksi dugaan tumpahan minyak pada dua titik berbentuk lingkaran.

AirAsia QZ8501 dengan rute penerbangan Surabaya-Singapura hilang kontak dengan Menara Pengawas Udara (ATC) di Bandara International Soekarno-Hatta pada Minggu pagi.

Basarnas yang memimpin pencarian pesawat Airbus 320-200 tersebut telah mencarinya ke tujuh sektor Senin kemarin dengan menggunakan pesawat, helikopter, dan kapal-kapal milik TNI, Polri, Basarnas.

Selain pesawat dan kapal milik tim SAR gabungan Indonesia, pencarian juga melibatkan tim SAR Malaysia, Singapura, dan Australia dengan melakukan pencarian di wilayah yang diduga menjadi titik hilangnya pesawat AirAsia itu.



Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024