"Kejuaraan 'free style fighting' (tarung bebas) ini merupakan agenda rutin yang digelar Yayasan Lindu Aji Utama," kata Ketua Panitia "Lindu Aji Championship XI" Gunawan Widjaya di Semarang, Rabu.
Menurut dia, para "fighter" yang mengikuti Lindu Aji Championship XI itu merupakan atlet-atlet pilihan dari berbagai cabang beladiri, seperti karate, wushu, judo, gulat, hingga pencak silat.
Para atlet beladiri tersebut, kata dia, diseleksi dari berbagai aspek, terutama pengalamannya bertanding dan memenangi kejuaraan sesuai cabang beladiri yang ditekuninya sehingga profesional.
"Setidaknya ada 30 partai 'fighter' yang dipertandingkan sesuai dengan kelas tanding, yakni 51 kilogram, 54 kg, 57 kg, 61 kg, 63 kg, 67 kg, 67 kg, 71 kg, 75 kg, 80 kg, dan 80 kg ke atas," katanya.
Atlet-atlet tersebut, kata dia, berasal dari berbagai sasana yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, mulai Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, dan Lampung.
"Kami akui peminatnya banyak sekali, namun kami batasi hanya 60 'fighter' untuk 30 partai. Jumlah atlet yang bertanding tahun ini lebih banyak karena tahun lalu hanya 25 partai 'fighter," katanya.
Gunawan menjelaskan kejuaraan tarung bebas itu bukan sekadar ajang bertarung, tetapi berkompetisi secara sehat dengan seni beladiri yang baik, sekaligus diorientasikan untuk ajang tingkat internasional.
"Ya, kami berharap nantinya tidak hanya di kancah nasional saja, tetapi ada atlet-atlet beladiri kita yang bisa bertanding di kompetisi tingkat internasional mewakili Indonesia," katanya.
Makanya, kata Gunawan, Federasi Olahraga Mixed Martial Art Indonesia (FOMMI) akan ikut memantau kejuaraan tarung bebas Lindu Aji itu untuk melihat potensi-potensi atlet olahraga tarung bebas.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Lindu Aji Utama Ikhwan Ubaidillah menjelaskan kejuaraan tarung bebas itu merupakan rangkaian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-12 Lindu Aji.
Berbagai kegiatan dilakukan untuk memperingati HUT Ke-12 Lindu Aji, antara lain turnamen bulu tangkis, senam bersama, pengobatan gratis, bakti sosial, hingga kejuaraan tarung bebas.
Untuk kejuaraan "free style fighting" tersebut, ia mengatakan Lindu Aji ingin memotivasi kaum muda yang memiliki potensi untuk menyalurkannya secara positif, salah satunya dengan kejuaraan tarung bebas.
"Meski kejuaraan tarung bebas, ada rambu-rambu yang harus dipatuhi setiap 'fighter' agar tidak mengakibatkan hal yang tidak diinginkan. Jurinya juga dari kalangan profesional," kata Ikhwan.
Menurut dia, para "fighter" yang mengikuti Lindu Aji Championship XI itu merupakan atlet-atlet pilihan dari berbagai cabang beladiri, seperti karate, wushu, judo, gulat, hingga pencak silat.
Para atlet beladiri tersebut, kata dia, diseleksi dari berbagai aspek, terutama pengalamannya bertanding dan memenangi kejuaraan sesuai cabang beladiri yang ditekuninya sehingga profesional.
"Setidaknya ada 30 partai 'fighter' yang dipertandingkan sesuai dengan kelas tanding, yakni 51 kilogram, 54 kg, 57 kg, 61 kg, 63 kg, 67 kg, 67 kg, 71 kg, 75 kg, 80 kg, dan 80 kg ke atas," katanya.
Atlet-atlet tersebut, kata dia, berasal dari berbagai sasana yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, mulai Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, dan Lampung.
"Kami akui peminatnya banyak sekali, namun kami batasi hanya 60 'fighter' untuk 30 partai. Jumlah atlet yang bertanding tahun ini lebih banyak karena tahun lalu hanya 25 partai 'fighter," katanya.
Gunawan menjelaskan kejuaraan tarung bebas itu bukan sekadar ajang bertarung, tetapi berkompetisi secara sehat dengan seni beladiri yang baik, sekaligus diorientasikan untuk ajang tingkat internasional.
"Ya, kami berharap nantinya tidak hanya di kancah nasional saja, tetapi ada atlet-atlet beladiri kita yang bisa bertanding di kompetisi tingkat internasional mewakili Indonesia," katanya.
Makanya, kata Gunawan, Federasi Olahraga Mixed Martial Art Indonesia (FOMMI) akan ikut memantau kejuaraan tarung bebas Lindu Aji itu untuk melihat potensi-potensi atlet olahraga tarung bebas.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Lindu Aji Utama Ikhwan Ubaidillah menjelaskan kejuaraan tarung bebas itu merupakan rangkaian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-12 Lindu Aji.
Berbagai kegiatan dilakukan untuk memperingati HUT Ke-12 Lindu Aji, antara lain turnamen bulu tangkis, senam bersama, pengobatan gratis, bakti sosial, hingga kejuaraan tarung bebas.
Untuk kejuaraan "free style fighting" tersebut, ia mengatakan Lindu Aji ingin memotivasi kaum muda yang memiliki potensi untuk menyalurkannya secara positif, salah satunya dengan kejuaraan tarung bebas.
"Meski kejuaraan tarung bebas, ada rambu-rambu yang harus dipatuhi setiap 'fighter' agar tidak mengakibatkan hal yang tidak diinginkan. Jurinya juga dari kalangan profesional," kata Ikhwan.