"Dua penderita yang meninggal di antaranya anak-anak," kata Koordinator Kelompok Dampingan Sebaya Kabupaten Kudus Eni Mardiyanti di Kudus, Senin.

Bahkan, kata dia, dari ratusan kasus HIV/AIDS, dua penderita di antaranya merupakan bayi di bawah lima tahun.

Ia berharap, masyarakat mewaspadai penularan virus mematikan tersebut, salah satunya dengan tidak melakukan hubungan seks di luar nikah atau penggunaan jarum suntik bersama-sama.

Sementara peringatan Hari AIDS se-dunia yang digelar sejumlah aktivis di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diwarnai dengan aksi teatrikal di Alun-Alun Kudus, Senin.

Koordinator aksi Azwar Anas mengatakan aksi diikuti 200-an mahasiswa dan pelajar yang berasal dari sejumlah perguruan tinggi, sekolah, dan Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat (PIKM) Kudus.

"Kami juga menyebarkan brosur tentang HIV/AIDS yang berjumlah 1.500 lembar serta stiker tentang HIV/AIDS ratusan lembar," ujarnya.

Penyebaran ribuan brosur agar masyarakat lebih memahami tentang penyakit yang telah banyak merenggut korban jiwa itu serta cara menanggulanginya.

Setidaknya, kata dia, sejumlah masyarakat yang mengetahui informasi tentang HIV/AIDS penyebaran dan penanggulangannya itu, lebih menghormati keberadaan orang yang terkena HIV/AIDS.

Penderita HIV/AIDS, katanya, masih mengalami diskriminasi meskipun dengan bergaul dan mengalami kontak fisik dengan penderita tidak akan tertular.

Dengan adanya aksi tersebut, dia berharap, masyarakat lebih peduli terhadap upaya pemberantasan HIV/AIDS guna menekan angka penyebaran AIDS di Kudus dan sekitarnya, terutama ibu rumah tangga.

"Jika suaminya bekerja di luar kota, istri patut waspada dengan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai antisipasi tertular," ujarnya.

Ia mengharapkan kaum muda sebagai generasi penerus bangsa, menghentikan kebiasaan seks bebas atau mengonsumsi narkoba karena berisiko tertular virus HIV/AIDS.


Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024