"Hormati hukuman itu, dan jadikan sanksi dari Komdis sebagai pelajaran bagi semua pihak terkait," katanya di Semarang, Jumat.

Hal tersebut disampaikan Ganjar menanggapi dijatuhkannya sanksi larangan bermain seumur hidup bagi sejumlah pemain dan pelatih kedua kesebelasan karena bermain tidak sportif dengan melakukan gol bunuh diri pada pertandingan babak delapan besar Divisi Utama antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang.

Menurut Ganjar, praktik "sepak bola gajah" itu menjadi preseden buruk dalam dunia persepakbolaan di Indonesia dan hal tersebut tidak terjadi begitu saja.

"Hal ini pasti tidak tiba-tiba terjadi karena pasti ada persoalan-persoalan yang mendahuluinya," ujar politikus PDI Perjuangan itu.

Oleh karena itu, kata Ganjar, semua pihak yang terkait, termasuk manajemen kedua kesebelasan, untuk ikut bertanggung jawab.

Seperti diwartakan, Komdis PSSI telah menjatuhkan hukuman bagi para pelaku "sepak bola gajah" pada pertandingan antara PSIS Semarang melawan PSS Sleman.

Hukuman tidak hanya dijatuhkan kepada pemain, tapi juga "official" tim, pelatih, dan pembantu umum.

Pelaku gol bunuh diri pada pertandingan babak delapan besar Divisi Utama antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang dihukum larangan bermain sepak bola seumur hidup oleh Komisi Disiplin PSSI serta denda sebesar Rp100 juta.

pelaku gol bunuh diri yang mendapatkan sanksi tegas adalah Kumaedi dan Fadli Manan yang keduanya dari PSIS Semarang serta Agus Setiawan dan Hermawan Putra dari PSS Sleman.

"Hukuman yang sama juga kami berikan kepada penjaga gawang PSIS, Adi Nugroho serta Saptono yang merupakan seorang striker yang justru berdiri di gawang lawan untuk mencegah terjadinya gol ke gawang lawan. Dari PSS penjaga gawang Riono juga mendapat sanksi yang sama," kata Ketua Komdis PSSI Hinca Panjaitan di Jakarta, Kamis (20/11).

Menurut dia, pada pertandingan ini kedua tim ingin mengalah supaya terhindar dari Pusamania Borneo FC dari grup yang lain. Kondisi ini membuat kedua tim tidak mencari kemenangan dan justru sebaliknya yaitu ingin mendapatkan kekalahan.

Komdis PSSI juga memberikan sanksi kepada pemain yang terlibat pada pertandingan tersebut berupa sanksi lima tahun larangan bermain sepak bola dan denda Rp50 juta diberikan kepada pemain PSS dan PSIS.

Dari PSIS Semarang, pemain yang mendapatkan sanksi adalah Sunar Sulaiman, Anam Syahrul. Taufik Hidayat, Andik Rahmat, Elina Soka, Vidi Hasiolan dan Frengky Mahendra. Sedangkan dari PSSI adalah Marwan Muhammad, Satrio Aji, Wahyu Gunawan, Ridwan Awaludin, Anang, Eko Setiawan, Mudah Yulianto dan Moneiga Bagus.

Untuk pemain cadangan tetap mendapatkan sanksi berupa satu tahun dengan masa percobaan lima tahun dan denda Rp50 juta.

Pemain PSIS yang mendapat sanksi tersebut adalah Ivo Andre Wibowo, Safrudin Tahar, Edyanto, Ahmad Noviandani dan Hari Yulianto. Sedangkan pemain PSS, Rasmoyo, Adelmund, Waluyo, Saktiawan Sinaga, Guy Junior dan Gratheo Hadi Witama.

"Kami juga memberikan hukuman kepada pembantu umum dan masseur kedua tim berupa larangan satu tahun dengan masa percobaan lima tahun, tanpa denda. Yang jelas, semua sanksi efektif per 11 November 2014," kata pria yang juga berprofesi sebagai penasehat hukum itu.

Pada sidang Komdis ini juga mengeluarkan sanksi tegas kepada dua pemain asing dari PSIS Semarang yaitu Ronald Fagundez dan Julio Alcorse berupa larangan beraktivitas selama lima tahun dan denda Rp150 juta.

"Mereka pemain yang masuk cadangan. Pemain asing seharusnya menjadi panutan, tapi tidak patuh dan menutupi. Mereka dibayar mahal, tapi pura-pura tidak tahu. Mereka harus tinggalkan Indonesia," kata Hinca dengan tegas.

Sanksi tegas tidak hanya diberikan pada pemain tetap juga kepada official dan pelatih dari kedua tim. Sanksi yang diberikan mulai dari seumur hidup, lima tahun dan satu tahun dengan masa percobaan lima tahun serta dengan uang.

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2024