Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian, perusakan kantor terjadi sekitar pukul 12.00 WIB, menyebabkan kaca bagian depan pecah dan pagar kantor rusak.
Menurut Ade (27), saksi yang melihat kejadian tersebut, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Kala itu ada rombongan mengenakan seragam kostum warna hitam-hitam mendatangi kantor DMC di Nusukan Solo.
Rombongan dengan mengendarai sepeda motor dari arah selatan, dan lima orang di antaranya turun dari kendaraan lalu melakukan pelemparan batu dan merusak pagar kantor. Mereka kemudian meninggalkan lokasi ke arah utara atau ke Palang Joglo Kadipiro.
"Peristiwa itu menyebabkan pintu kaca, jendela pecah, dan pagar kantor juga rusak," kata saksi.
Petugas Kepolisian Resor Kota Surakarta mendapatkan laporan perusakan langsung mendatangi ke lokasi kejadian perkara untuk mengamankan situasi.
Polisi setelah kejadian kemudian melakukan olah di tempat kejadian perkara dan memasang tanda garis police line untuk mengamankan lokasi.
Namun, polisi ketika sedang melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi, datang sebuah mobil pikap warna hitam melitas yang membawa anggota perguruan pencak silat lainnya.
Rombongan anggota perguruan pencak silat tersebut diketahui asal Juwangi Boyolali yang melintas di tempat kejadian perkara tersebut sempat satu orang terluka terkena lemparan batu dari orang yang tidak dikenal identitasnya.
Namun, polisi yang sedang melakukan penjagaan langsung melakukan pengamanan dan mobil pikap rombongan bis lolos ke arah utara atau Gemolong.
Menurut Kasat Reskrim Polresta Surakarta, Kompol Guntur Saputro, pihaknya telah mengamankan empat orang atas kejadian tersebut.
Menurut Kasat Rekrim, keempat anggota perguruan tinggi tersebut mengaku memang ikut rombongan tetapi tidak ikut dalam perusakan dan kini masih dimintai keterangan.
Namun, keempatnya belum diketahui apakan mereke terlibat perusakan atau tidak.
Sementara Surtono selaku Dewan Pertimbangan Persaudaraan SH Teratai Sragen, saat dihubungi mengatakan, rombongan saat kejadian telah pulang dari PN Surakarta ke Sragen dengan menumpang hus pariwasata.
"Kami tidak ada yang mengendarai sepeda motor, semuanya sebanyak 84 anggota menumpang bus. Kami tidak terlibat kejadian itu," katanya.
Menurut Ade (27), saksi yang melihat kejadian tersebut, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Kala itu ada rombongan mengenakan seragam kostum warna hitam-hitam mendatangi kantor DMC di Nusukan Solo.
Rombongan dengan mengendarai sepeda motor dari arah selatan, dan lima orang di antaranya turun dari kendaraan lalu melakukan pelemparan batu dan merusak pagar kantor. Mereka kemudian meninggalkan lokasi ke arah utara atau ke Palang Joglo Kadipiro.
"Peristiwa itu menyebabkan pintu kaca, jendela pecah, dan pagar kantor juga rusak," kata saksi.
Petugas Kepolisian Resor Kota Surakarta mendapatkan laporan perusakan langsung mendatangi ke lokasi kejadian perkara untuk mengamankan situasi.
Polisi setelah kejadian kemudian melakukan olah di tempat kejadian perkara dan memasang tanda garis police line untuk mengamankan lokasi.
Namun, polisi ketika sedang melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi, datang sebuah mobil pikap warna hitam melitas yang membawa anggota perguruan pencak silat lainnya.
Rombongan anggota perguruan pencak silat tersebut diketahui asal Juwangi Boyolali yang melintas di tempat kejadian perkara tersebut sempat satu orang terluka terkena lemparan batu dari orang yang tidak dikenal identitasnya.
Namun, polisi yang sedang melakukan penjagaan langsung melakukan pengamanan dan mobil pikap rombongan bis lolos ke arah utara atau Gemolong.
Menurut Kasat Reskrim Polresta Surakarta, Kompol Guntur Saputro, pihaknya telah mengamankan empat orang atas kejadian tersebut.
Menurut Kasat Rekrim, keempat anggota perguruan tinggi tersebut mengaku memang ikut rombongan tetapi tidak ikut dalam perusakan dan kini masih dimintai keterangan.
Namun, keempatnya belum diketahui apakan mereke terlibat perusakan atau tidak.
Sementara Surtono selaku Dewan Pertimbangan Persaudaraan SH Teratai Sragen, saat dihubungi mengatakan, rombongan saat kejadian telah pulang dari PN Surakarta ke Sragen dengan menumpang hus pariwasata.
"Kami tidak ada yang mengendarai sepeda motor, semuanya sebanyak 84 anggota menumpang bus. Kami tidak terlibat kejadian itu," katanya.