"Pak Joko Pekik mengetahui informasi akan ada pameran ini, lalu berinisiatif untuk bersama-sama pelukis lainnya ikut menggelar karya di sini," kata Ketua Panitia Pameran "Seratus Tahun Indonesia" Aan Nurdiyanto di sela pembukaan pameran itu, di kawasan Borobudur, Magelang, Sabtu.
Karya terbaru pada 2014 Joko Pekik ukuran 55x70 centimeter yang diikutkan dalam pameran itu berjudul "Pengamen Buta" berupa lukisan lelaki, perempuan, dan seorang anak putri, berwajah badut.
Gambar laki-laki mengenakan "kupluk" mirip properti wayang, Petruk" sedang menggendong kendang, dengan di belakangnya perempuan bersanggul, berpakaian peranakan, dan berkaca mata hitam, sedangkan seorang putri memegang pinggang perempuan itu.
Latar belakang lukisan itu, berupa barisan banyak orang yang di bagian atas berupa lukisan instalasi umbul-umbul warna merah dan putih.
Selain Joko Pekik, Aan menjelaskan para perupa yang mengikuti pameran dalam rangka mengenang almarhum Boediardjo itu, berasal dari beberapa kota, seperti Yogyakarta, Semarang, Solo, Jakarta, Bali, Wonosobo, Magelang, dan sekitar Candi Borobudur yang juga warisan peradaban dunia tersebut.
Karya terbaru pada 2014 Joko Pekik ukuran 55x70 centimeter yang diikutkan dalam pameran itu berjudul "Pengamen Buta" berupa lukisan lelaki, perempuan, dan seorang anak putri, berwajah badut.
Gambar laki-laki mengenakan "kupluk" mirip properti wayang, Petruk" sedang menggendong kendang, dengan di belakangnya perempuan bersanggul, berpakaian peranakan, dan berkaca mata hitam, sedangkan seorang putri memegang pinggang perempuan itu.
Latar belakang lukisan itu, berupa barisan banyak orang yang di bagian atas berupa lukisan instalasi umbul-umbul warna merah dan putih.
Selain Joko Pekik, Aan menjelaskan para perupa yang mengikuti pameran dalam rangka mengenang almarhum Boediardjo itu, berasal dari beberapa kota, seperti Yogyakarta, Semarang, Solo, Jakarta, Bali, Wonosobo, Magelang, dan sekitar Candi Borobudur yang juga warisan peradaban dunia tersebut.