Perkembangan dunia otomotif di Indonesia yang begitu lambat membuat Rifat tergerak untuk turun tangan mencari generasi muda di cabang gokart. Menurut Rifat, arena gokart biasanya menjadi pijakan awal para pebalap.
"Perkembangan dunia otomotif Indonesia itu lambatnya minta ampun. Mumpung saya ada kesempatan dan ada kenalan ATPM (agen tunggal pemegang merk) besar. Kalau saya berhenti 5 tahun kedepan, jaraknya terlalu lama untuk generasi sedangkan kalau menunggu anak saya juga kelamaan,†kata Rifat usai media test drive Mitsubishi Delica di Pekanbaru, Selasa (14/10) malam.
“Saya mencari cara gimana agar bisa menularkan (ilmu) yang saya punya, untuk menghasilkan juara baru,†tambah ayah satu anak itu.
Menurut Rifat, timnya tidak hanya membina tetapi juga membantu manajemen pebalap-pebalap muda. Berdasarkan pengalamannya, manajemen para pebalap masih sangat kurang padahal hal itu sangat penting.
“Tim sudah, manajemen dan sponsor juga sudah ada. Mereka tidak dikasih dukungan (dana) 100 persen tetapi ada manajemen. Itu yang penting, karena prinsipnya we are no body without uniform. Kita juga hadir untuk menciptakan spirit mengembangkan skill mereka dengan bersatu,†ungkap Rifat yang telah berkiprah di kejuaraan nasional sprint rally hingga Asia Pacific Rally Championship (APRC), World Rally Championship (WRC), maupun Rally America.
Berbekal hampir 20 tahun kiprahnya di dunia olahraga otomotif dan balap, Rifat membentuk wadah pembinaan pebalap muda usia 8-17 tahun, Faston Junior Team bekerjasama dengan Pertamina. Menurut Rifat, pada usia tersebut merupakan usia yang produktif.
Selama lima bulan ini, Rifat telah mencari bibit-bibit unggul di arena gokart sampai akhirnya ia menemukan lima pebalap yang akan ia orbitkan.
“Dulu saya kan juga mulainya dari gokart. Saya tidak butuh pemenang, tapi yang saya cari bahwa dia punya interest, attitude dan kemampuan berkomunikasi yang baik. Setelah itu saya baru lihat skill-nya. Percuma punya skill tapi tidak ada interest, atau attitude-nya buruk. Lebih parah lagi kalau tidak bisa komunikasi,†jelasnya.
Dalam membina pebalap-pebalap muda, ia berperan sebagai tim prinsipal dan dibantu pelatih gokart Dony Sarwono serta sejumlah tim lainnya.
“Kami punya dua program sampai akhir tahun, yaitu latihan bersama di Sentul dan tim balapnya sendiri,†kata Rifat.
“Kalau tahun depan rencana bentuk Fastron Junior Academy, konsepnya jalankan program untuk pebalap mungkin sampai lima tahun kedepan. Jadi lebih jangka panjang. Nanti ada pelatihan mental, fisik, dan teori,†jelas Rifat.
"Perkembangan dunia otomotif Indonesia itu lambatnya minta ampun. Mumpung saya ada kesempatan dan ada kenalan ATPM (agen tunggal pemegang merk) besar. Kalau saya berhenti 5 tahun kedepan, jaraknya terlalu lama untuk generasi sedangkan kalau menunggu anak saya juga kelamaan,†kata Rifat usai media test drive Mitsubishi Delica di Pekanbaru, Selasa (14/10) malam.
“Saya mencari cara gimana agar bisa menularkan (ilmu) yang saya punya, untuk menghasilkan juara baru,†tambah ayah satu anak itu.
Menurut Rifat, timnya tidak hanya membina tetapi juga membantu manajemen pebalap-pebalap muda. Berdasarkan pengalamannya, manajemen para pebalap masih sangat kurang padahal hal itu sangat penting.
“Tim sudah, manajemen dan sponsor juga sudah ada. Mereka tidak dikasih dukungan (dana) 100 persen tetapi ada manajemen. Itu yang penting, karena prinsipnya we are no body without uniform. Kita juga hadir untuk menciptakan spirit mengembangkan skill mereka dengan bersatu,†ungkap Rifat yang telah berkiprah di kejuaraan nasional sprint rally hingga Asia Pacific Rally Championship (APRC), World Rally Championship (WRC), maupun Rally America.
Berbekal hampir 20 tahun kiprahnya di dunia olahraga otomotif dan balap, Rifat membentuk wadah pembinaan pebalap muda usia 8-17 tahun, Faston Junior Team bekerjasama dengan Pertamina. Menurut Rifat, pada usia tersebut merupakan usia yang produktif.
Selama lima bulan ini, Rifat telah mencari bibit-bibit unggul di arena gokart sampai akhirnya ia menemukan lima pebalap yang akan ia orbitkan.
“Dulu saya kan juga mulainya dari gokart. Saya tidak butuh pemenang, tapi yang saya cari bahwa dia punya interest, attitude dan kemampuan berkomunikasi yang baik. Setelah itu saya baru lihat skill-nya. Percuma punya skill tapi tidak ada interest, atau attitude-nya buruk. Lebih parah lagi kalau tidak bisa komunikasi,†jelasnya.
Dalam membina pebalap-pebalap muda, ia berperan sebagai tim prinsipal dan dibantu pelatih gokart Dony Sarwono serta sejumlah tim lainnya.
“Kami punya dua program sampai akhir tahun, yaitu latihan bersama di Sentul dan tim balapnya sendiri,†kata Rifat.
“Kalau tahun depan rencana bentuk Fastron Junior Academy, konsepnya jalankan program untuk pebalap mungkin sampai lima tahun kedepan. Jadi lebih jangka panjang. Nanti ada pelatihan mental, fisik, dan teori,†jelas Rifat.