Dalam acara tersebut sekaligus dilaksanakan penyerahan piagam Penghargaan Pegawai Kategori Pengabdian Kerja Klasifikasi Baik tahun 2014 kepada pegawai terpilih Dwi Prasetyo Rini, Kasubsi Administrasi Penagihan dan Pengembalian I, dan penyerahan cinderamata oleh Kepala KPPBC TMP Tanjung Emas kepada 6 (enam) pegawai yang memasuki masa purna tugas yang diwakili Bpk. Syahran dan Bpk. Mustofa.

Acara dimulai pukul 07.30 WIB dihadiri seluruh pejabat dan pegawai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas Semarang. Diawali do’a dan koor lagu “Mars Bea Cukai”, acara pagi itu semakin hangat dengan sambutan dari Kepala KPPBC TMP Tanjung Emas, Ardiyanto. Dalam kesempatan tersebut beliau mengimbau kepada para pegawai selalu bersemangat dan tepat waktu dalam setiap acara. “Two minute before meeting” tegas beliau.

Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi PPKP oleh pembicara utama, Pak Noeg (demikian beliau akrab disapa), yang langsung menarik perhatian seluruh peserta PPKP dengan pertanyaan. “What Customs Want?”. Apa yang sesungguhnya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) inginkan dari kita? Diri kita yang terbaik. Itulah yang diinginkan DJBC dari diri kita, “The best of ourselves”.

Sebagai pegawai DJBC perlu kita sadari bahwa Tuhan telah menciptakan kita dari benih terbaik di antara jutaan benih yang ada. Setiap diri dari kita ternyata sudah berkompetisi dan sudah menjadi pemenang dalam proses panjang kelahiran kita, jauh sebelum kita mengenal apa arti kata pemenang. Kemudian kita lahir ke dunia disambut dengan doa dan nama pilihan, diberikan makanan pilihan, dikenakan pakaian pilihan dan dibesarkan dengan pendidikan pilihan, semua serba pilihan dan terbaik dari orang tua kita. Maka dari itu sudah selayaknya kita selalu melakukan yang terbaik dalam hal apapun, karena kita adalah orang pilihan.

Menjadi pegawai di DJBC, berarti menjadi bagian dari 14.000 (empat belas ribu) manusia pilihan di antara 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta) penduduk Indonesia. Manusia yang sedikit dari kebanyakan orang. Ada ribuan orang di luar sana yang rela antri berjam-jam mendaftar dan mencoba kemampuan dalam tes penerimaan pegawai demi menginginkan pekerjaan seperti yang kita miliki saat ini.

Sudah sepantasnya kita merasa bersyukur menjadi bagian dari keluarga besar DJBC. Untuk itulah kita sepakat bahwa apa pun posisi kita dalam organisasi, apa pun jabatan kita di kantor, kita wajib memberikan yang terbaik bagi DJBC. Datang tepat waktu dalam bekerja, itu terbaik. Selalu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas, itu terbaik. Senantiasa bersemangat dalam bekerja, itu terbaik. Bersikap ramah dan santun kepada siapa saja di kantor, itu terbaik.

Ada banyak dimensi yang bisa kita kejar untuk menjadi pribadi yang terbaik. Kuncinya ada dua hal. Yaitu bersyukur dan peduli. Dengan rasa syukur kita otomatis akan merasa bahwa apa yang sudah ada pada diri kita, termasuk posisi pekerjaan kita di DJBC, adalah hal yang bernilai tinggi.

Ketika kesadaran akan nilai tersebut sudah hadir, maka setiap saat kita dapat menikmati hidup dengan ucapan terimakasih tiada akhir bagi Tuhan Yang Maha Esa. Rasa terimakasih inilah yang kemudian harus kita elaborasi menjadi sikap dan perbuatan yang merepresentasikan rasa syukur.

Menjadi pribadi yang bersyukur dengan sikap dan perbuatan yang baik, ternyata tidak cukup. Kita memerlukan kepedulian untuk bisa menjadi yang terbaik dan memberikan yang terbaik bagi DJBC. Kepedulian meliputi kepekaan terhadap lingkungan dan orang sekitar. Menutup kran air yang masih terbuka, menyingkirkan sampah di ruangan, menata arsip dengan rapi, menjaga ketertiban, toleransi kepada rekan kerja, mendoakan rekan kerja yang sakit, membantu mereka yang membutuhkan. Itu adalah contoh-contoh kepedulian. Jika semua itu dapat kita lakukan, harapan bahwa 14.000 manusia pilihan di DJBC dapat bersama-sama menjunjung tinggi nama baik institusi bukanlah hal yang mustahil.

Semua orang adalah pilihan dan pemenang. Oleh karenanya semua orang mampu dan pasti bisa memikul tanggung jawab yang sudah diamanatkan kepadanya. Yang menjadi penentu adalah mau atau tidak mau. Dalam konteks menjadi pegawai DJBC, kita tidak hanya memegang tanggung jawab diri sendiri namun juga amanat keluarga besar 14.000 pegawai DJBC. Mulai sekarang kita harus membangun kesadaran untuk senantiasa bersyukur dan peduli agar dapat memberikan yang terbaik bagi DJBC. Itulah yang DJBC inginkan dari kita. Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, mulai dari sekarang. (ksm)



Pewarta : -
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024