Wapres dalam peringatan Haornas yang mengambil tema "Olahraga Satukan Semangat Bangsa" secara simbolis menyerahkan penghargaan uang terhadap perwakilan 14 atlet dan mantan atlet berprestasi dari 702 orang yang ikut berjuang mengharumkan nama Bangsa.

Sebanyak 14 atlet dan mantan atlet berprestasi baik tingkat SD, SMP, SMA, mahasiswa dan mantan atlet antara lain Diajeng (Jabar), Muhammad Mikael (Jakarta) dari cabang karate masing-masing Rp5 juta, Rafeda N (Jabar) tenis, Putri Narida, Dian Rahmadan (Yogyakarta), Nadia (Jateng) pencak silat Rp7 juta, Ni Gusti Agung (Bali) Rp15 juta, Zulkifli (Jatim) pelatih wushu, Lulu Manurung (Jambi) wasit, Rahmad Binyamin wasit, Triyono (Jateng) bulutangkis, Robaga (Sulawesi Selatan) masing-masing Rp50 juta, dan srikandi Indonesia Nur Fitriana (DKI) panahan Rp125 juta.

Wapres dalam kesempatan tersebut didampingi Menpora Roy Suryo, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, juga menandatangani prasasti Monumen Olahraga Stadion Sriwedari Solo sebagai bukti sejarah diselenggarakan Pekan Olahraga Nasional pertama pada 1948. Stadion itu, yang dulunya dinamakan Stadion R Maladi, kini dikembalikan menjadi Stadion Sriwedari.

Pada acara puncak Haornas yang dihadiri sekitar 10.000 pengunjung tersebut juga meriahkan marching band UNS dan Solo Batik Carnival, kemudian artis terkenal Sruti Respati, Vidi Aldiano, dan orkestra Institut Seni Indonesia Surakarta.

Bahkan, acara Haornas semakin semarak setelah digelar pagelaran tari kolosal berjudul Garuda Nusantara dari ISI. Tarian kolosal tersebut menggambarkan panji-panji atlet olahraga Indonesia yang berjuang penuh semangat bersatu untuk memperoleh prestasi mengharumkan nama bangsa.

Wapres dalam kesempatan itu, mengatakan pada saat diselenggarakan PON pertama Indonesia dalam kondisi masih berjuang revolusi kemerdekaan atau mempertahankan Republik masih muda dan banyak gangguan baik dari luar maupun dalam.

Menurut Wapres, pada PON pertama di Solo 1948 tersebut kini menjadi Haornas, dengan berjuang untuk memberikan semangat berjuang meraih prestasi dan satukan bangsa.

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2025