BKKBN : Penuntasan stunting tingkatkan kualitas SDM
Solo (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut langkah penuntasan stunting dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih pada roadshow Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Melalui Penguatan Sinergi Pemerintah dan Media di Solo, Jawa Tengah, Kamis, mengatakan saat ini Indonesia menempati posisi ke-130 untuk negara dengan tingkat kecerdasan tertinggi (IQ) tahun 2022.
"Rata-rata IQ di Indonesia 78,49. Oleh karena itu, dengan menuntaskan stunting harapannya IQ anak-anak di Indonesia dapat meningkat," katanya.
Ia mengatakan stunting harus dituntaskan bersama-sama karena stunting bukan hanya terkait dengan persoalan gagal tumbuh, kecil, pendek, kurus tetapi juga dapat mempengaruhi perkembangan kognitif dan motorik. Menurut dia, yang lebih memprihatinkan dari stunting adalah penyintasnya akan mengalami gangguan metabolik ketika sudah dewasa.
"Ini berisiko ke penyakit tidak menular, seperti diabetes, obesitas, dan stroke," katanya.
Terkait kondisi stunting di Jawa Tengah, dikatakannya, terjadi penurunan dari tahun 2021 ke tahun 2022. Meski demikian, angka penurunan masih kecil.
"Tahun 2021 di Jawa Tengah di angka 20,9 persen, sedangkan tahun 2022 turun menjadi 20,8 persen. Terjadi penurunan 0,1 persen," katanya.
Sedangkan jika mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, maksimum penurunan pada tahun 2024 menjadi 14 persen. Dengan demikian, dikatakannya, Jawa Tengah masih punya PR untuk menurunkan angka stunting sebesar 6 persen hingga tahun 2024.
Ia mengatakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka stunting adalah pihaknya menurunkan tim pendamping keluarga berisiko stunting. Menurut dia, di Jawa Tengah ada sebanyak 27.000 tim pendamping keluarga berisiko stunting, dan untuk satu timnya terdiri dari tiga orang.
"Mereka ini tugasnya mendampingi keluarga berisiko stunting yang jumlahnya 1,6 juta keluarga. Artinya, pemerintah sudah sedemikian rupa untuk melakukan penataan program penanganan stunting," katanya.
Pada kesempatan yang sama, pemateri lain Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Jawa Tengah Teguh Imam Wibowo mengatakan isu tentang stunting harus tetap dikawal meski tahun depan ada agenda besar, yakni Pemilu 2024.
Terkait penanganan stunting, menurut dia, salah satu yang harus dilakukan adalah mengubah perilaku. Dari sisi media massa, tema tersebut perlu diulang agar orang makin memahami apa itu stunting dan langkah penanganannya.
"Mengulangi artikel agar orang memahami, membentuk kesadaran, dan berujung mengubah perilaku. Membentuk perilaku tidak gampang, misalnya mengubah perilaku orang tua. Namun, jika tidak segera dimulai maka akan makin tertinggal," katanya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih pada roadshow Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Melalui Penguatan Sinergi Pemerintah dan Media di Solo, Jawa Tengah, Kamis, mengatakan saat ini Indonesia menempati posisi ke-130 untuk negara dengan tingkat kecerdasan tertinggi (IQ) tahun 2022.
"Rata-rata IQ di Indonesia 78,49. Oleh karena itu, dengan menuntaskan stunting harapannya IQ anak-anak di Indonesia dapat meningkat," katanya.
Ia mengatakan stunting harus dituntaskan bersama-sama karena stunting bukan hanya terkait dengan persoalan gagal tumbuh, kecil, pendek, kurus tetapi juga dapat mempengaruhi perkembangan kognitif dan motorik. Menurut dia, yang lebih memprihatinkan dari stunting adalah penyintasnya akan mengalami gangguan metabolik ketika sudah dewasa.
"Ini berisiko ke penyakit tidak menular, seperti diabetes, obesitas, dan stroke," katanya.
Terkait kondisi stunting di Jawa Tengah, dikatakannya, terjadi penurunan dari tahun 2021 ke tahun 2022. Meski demikian, angka penurunan masih kecil.
"Tahun 2021 di Jawa Tengah di angka 20,9 persen, sedangkan tahun 2022 turun menjadi 20,8 persen. Terjadi penurunan 0,1 persen," katanya.
Sedangkan jika mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, maksimum penurunan pada tahun 2024 menjadi 14 persen. Dengan demikian, dikatakannya, Jawa Tengah masih punya PR untuk menurunkan angka stunting sebesar 6 persen hingga tahun 2024.
Ia mengatakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka stunting adalah pihaknya menurunkan tim pendamping keluarga berisiko stunting. Menurut dia, di Jawa Tengah ada sebanyak 27.000 tim pendamping keluarga berisiko stunting, dan untuk satu timnya terdiri dari tiga orang.
"Mereka ini tugasnya mendampingi keluarga berisiko stunting yang jumlahnya 1,6 juta keluarga. Artinya, pemerintah sudah sedemikian rupa untuk melakukan penataan program penanganan stunting," katanya.
Pada kesempatan yang sama, pemateri lain Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Jawa Tengah Teguh Imam Wibowo mengatakan isu tentang stunting harus tetap dikawal meski tahun depan ada agenda besar, yakni Pemilu 2024.
Terkait penanganan stunting, menurut dia, salah satu yang harus dilakukan adalah mengubah perilaku. Dari sisi media massa, tema tersebut perlu diulang agar orang makin memahami apa itu stunting dan langkah penanganannya.
"Mengulangi artikel agar orang memahami, membentuk kesadaran, dan berujung mengubah perilaku. Membentuk perilaku tidak gampang, misalnya mengubah perilaku orang tua. Namun, jika tidak segera dimulai maka akan makin tertinggal," katanya.