Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menciptakan camilan (snack) dari olahan biji alpukat dan daun kelor.
Salah satu anggota tim yang merupakan mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Ilmu Teknologi Pangan (ITP) Fakultas Pertanian (FP) yakni Yustitia Hasna’ di Solo, Jawa Tengah, Jumat mengatakan makanan ringan tersebut memiliki manfaat untuk mengurangi efek menstruasi pada wanita.
"Ide untuk menciptakan produk ini karena banyak wanita mengalami dysmenorrhea, yaitu nyeri saat menstruasi," katanya.
Ia mengatakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dysmenorrhea adalah asupan gizi.
"Oleh karena itu, kami memutuskan untuk mengembangkan produk makanan sehat yang tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi tetapi juga dapat membantu mengurangi gejala dysmenorrhea," katanya.
Ia mengatakan salah satu bahan baku yang digunakan, yakni biji alpukat mengandung komponen gizi yang baik. Ia merinci biji alpukat mengandung 10,40 persen protein kasar, 5,81 persen lemak kasar, 6,11 persen serat kasar, 0,70 persen kalsium, 0,21 persen fosfor, dan memiliki energi metabolis sebanyak 3.570 kkal/kg.
"Kandungan protein dalam biji alpukat melebihi biji jagung dan menjadikannya alternatif sebagai sumber protein nabati. Selain itu, biji alpukat juga mengandung lignoselulosa yang tinggi. Serat dari biji alpukat ini yang kemudian dapat diolah menjadi produk makanan seperti snackbar," katanya.
Sedangkan untuk daun kelor, dijelaskannya, setiap 100 gram daun kelor mengandung sekitar 25,29 mg zat besi.
"Jumlah ini dapat memenuhi kebutuhan harian zat besi perempuan sesuai dengan angka kecukupan gizi (AKG) tahun 2019, yaitu 15 mg/hari," katanya.
Selain Yustitia, beberapa mahasiswa lain yang juga tergabung dalam tim yakni Ajeng Kristina, Nafisah, dan Zafira Rahmasari, serta mahasiswa dari Prodi Manajemen Bisnis Sekolah Vokasi (SV) yaitu Chodijah Najwa. Para mahasiswa dibimbing oleh dosen FP UNS Rohula Utami.