Monumen lokomotif D 301 76 dari kereta api yang pernah dioperasikan pada masa lalu mempercantik tampilan Stasiun Solo Balapan, di Solo, Jawa Tengah.
Pada peresmian Monumen Lokomotif di Stasiun Solo Balapan, Jawa Tengah, Sabtu, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo mengatakan keberadaan lokomotif tersebut merupakan inisiatif dari Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
"Ini merupakan perwujudan bagaimana kami ingin memberikan suatu tambahan monumen di Kota Solo yang merupakan kota budaya," katanya.
Pada pembukaan tersebut, pihaknya juga didampingi oleh KGPAA Mangkunegara X.
"Karena keterkaitan Solo Balapan dengan Pura Mangkunegaran itu sangat dekat. Di mana pada tahun 1870 itu merupakan prakarsa dari Pangeran Adipati Mangkunegara IV," katanya.
Pada kesempatan yang sama, EVP Daop 6 Yogyakarta Bambang Respationo mengatakan Monumen Lokomotif D 301 76 tersebut dipasang tepat di halaman depan Stasiun Solo Balapan yang dapat disaksikan pengunjung ataupun pejalan kaki.
Menurut dia, hal itu menjadikan Stasiun Solo Balapan makin ikonik dan mampu menghadirkan suasana yang khas. Ia berharap monumen tersebut bisa menjadi landmark atau penanda kawasan Stasiun Solo Balapan.
"Harapan kami adalah bisa menjadi magnet untuk mendorong kunjungan ke Kota Surakarta serta membuat masyarakat makin mencintai kereta api," katanya.
Ia mengatakan Lokomotif D301 adalah lokomotif diesel tipe hidrolik yang dibeli dari pabrik Krupp di Jerman oleh Djawatan Kereta Api (DKA) sebanyak 80 unit pada tahun 1962.
Lokomotif yang mulai didinaskan pada tahun 1962 tersebut pernah digunakan di Jawa Tengah untuk menarik kereta campuran yang terdiri dari dua kereta penumpang dan tiga gerbong barang pada rute Semarang-Demak-Rembang-Blora, Demak-Purwodadi-Gambringan, Yogyakarta-Magelang, Yogyakarta-Bantul, dan Purwosari-Wonogiri.
Lokomotif yang identik dengan jalan rel ini berdampingan dengan jalan raya. Oleh karena itu, Lokomotif D301 hanya diizinkan berjalan dengan kecepatan maksimum 25 km/jam.
Sementara itu, Adipati Mangkunegara X mengatakan peresmian monumen ini merupakan momentum bersejarah bagi Kota Solo.
"Dengan harapan jadi awal penanda kolaborasi yang luar biasa untuk menghidupkan kembali kenangan masa lalu dan kenangan yang hidup untuk mengangkat sinergi kolaborasi antara PT Kereta Api Indonesia dengan Pemkot Surakarta dan Projo Mangkunegara," katanya.
Pada peresmian Monumen Lokomotif di Stasiun Solo Balapan, Jawa Tengah, Sabtu, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo mengatakan keberadaan lokomotif tersebut merupakan inisiatif dari Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
"Ini merupakan perwujudan bagaimana kami ingin memberikan suatu tambahan monumen di Kota Solo yang merupakan kota budaya," katanya.
Pada pembukaan tersebut, pihaknya juga didampingi oleh KGPAA Mangkunegara X.
"Karena keterkaitan Solo Balapan dengan Pura Mangkunegaran itu sangat dekat. Di mana pada tahun 1870 itu merupakan prakarsa dari Pangeran Adipati Mangkunegara IV," katanya.
Pada kesempatan yang sama, EVP Daop 6 Yogyakarta Bambang Respationo mengatakan Monumen Lokomotif D 301 76 tersebut dipasang tepat di halaman depan Stasiun Solo Balapan yang dapat disaksikan pengunjung ataupun pejalan kaki.
Menurut dia, hal itu menjadikan Stasiun Solo Balapan makin ikonik dan mampu menghadirkan suasana yang khas. Ia berharap monumen tersebut bisa menjadi landmark atau penanda kawasan Stasiun Solo Balapan.
"Harapan kami adalah bisa menjadi magnet untuk mendorong kunjungan ke Kota Surakarta serta membuat masyarakat makin mencintai kereta api," katanya.
Ia mengatakan Lokomotif D301 adalah lokomotif diesel tipe hidrolik yang dibeli dari pabrik Krupp di Jerman oleh Djawatan Kereta Api (DKA) sebanyak 80 unit pada tahun 1962.
Lokomotif yang mulai didinaskan pada tahun 1962 tersebut pernah digunakan di Jawa Tengah untuk menarik kereta campuran yang terdiri dari dua kereta penumpang dan tiga gerbong barang pada rute Semarang-Demak-Rembang-Blora, Demak-Purwodadi-Gambringan, Yogyakarta-Magelang, Yogyakarta-Bantul, dan Purwosari-Wonogiri.
Lokomotif yang identik dengan jalan rel ini berdampingan dengan jalan raya. Oleh karena itu, Lokomotif D301 hanya diizinkan berjalan dengan kecepatan maksimum 25 km/jam.
Sementara itu, Adipati Mangkunegara X mengatakan peresmian monumen ini merupakan momentum bersejarah bagi Kota Solo.
"Dengan harapan jadi awal penanda kolaborasi yang luar biasa untuk menghidupkan kembali kenangan masa lalu dan kenangan yang hidup untuk mengangkat sinergi kolaborasi antara PT Kereta Api Indonesia dengan Pemkot Surakarta dan Projo Mangkunegara," katanya.